GRESIK, KOMPAS.com — Nenek pemain timnas Malaysia, Mahali Jazuli, yakni Hj Fatma (58), yang tinggal di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengaku kangen cucunya dan berharap Mahali pulang ke kampung halaman setelah pertandingan laga final ke-2 Piala ASEAN Football Federation 2010 atau Piala AFF 2010.
"Saya berpesan buat Mahali, bila selesai pertandingan agar pulang ke Pulau Bawean untuk menjenguk nenek dan keluarga di Bhebiyen (Bawean)," katanya di Gresik, Rabu (29/12/2010).
Fatma yang memendam kerinduan dengan cucunya tersebut mengaku terakhir bertemu cucunya yang pemain belakang timnas Malaysia itu pada tahun 2001 setelah menunaikan ibadah haji.
"Dia pulang bersama bapak dan ibunya, waktu itu masih umur 12 tahun," kata warga Desa Gelam, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik.
Nenek berputra delapan orang itu menceritakan bahwa Mahali lahir dari anaknya yang bernama Masyurah yang menikah dengan Jazuli yang sama-sama warga Desa Gelam.
"Anak saya masih bermukim di Selayang, Kuala Lumpur, Malaysia, sejak tahun 1980-an. Menantu saya bekerja sebagai buruh bangunan di Malaysia. Alhamdulillah, meskipun jarang pulang, mereka tetap kirim uang ke Bawean," katanya.
Mahali lahir tahun 1989 dan pernah ke Bawean waktu masih berumur 12 tahun untuk menjenguk neneknya sepulang dari menunaikan ibadah haji.
"Mahali sejak kecil sudah gemar bermain sepak bola. Bakatnya diturunkan dari ayahnya, bukan ibunya," katanya sambil menunjukkan foto kecil Mahali Jasuli bersama ayahnya di tengah lapangan sepak bola.
Nenek yang sudah ditinggal suaminya meninggal dunia ini juga mengetahui sepak terjang pemain timnas Malaysia tersebut. Ia juga mengaku gembira dan bangga mempunyai cucu yang bisa membawa nama baik keluarga besarnya, meski bermain di timnas Malaysia.
"Sudah 14 tahun Mahali Jasuli bergabung dalam klub olahraga di Malaysia, sekarang mencapai puncak prestasinya sebagai pemain timnas Malaysia," ujarnya.