Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Benarkah Teleskop James Webb Rekayasa New World Order?

Kompas.com - 19/07/2022, 18:37 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Keberhasilan Teleskop James Webb menangkap foto berwarna pertama alam semesta belum lama ini mengundang kekaguman publik.

Teleskop pengganti Hubble itu berhasil menunjukkan momen tepat ketika galaksi mulai terbentuk dan cahaya mulai berkelap-kelip dari bintang pertama.

Namun, beredar sebuah narasi di media sosial Facebook yang mengeklaim bahwa foto yang ditangkap Teleskop James Webb adalah gambar palsu.

Tak hanya itu, narasi tersebut juga mengeklaim Teleskop James Webb adalah "kepalsuan" yang sengaja diciptakan oleh New World Order.

Teleskop James Webb disebut sebagai kepalsuan

Narasi tersebut dibagikan di Facebook pada 12 Juli 2022 oleh akun ini.

"ALASAN SEBENARNYA MENGAPA 'NASA' MENDORONG TELESKOP WEBB JAMES WEBB KE DALAM TATANAN DUNIA BARU KELAPARAN SELURUH DUNIA SUDAH DIMULAI," tulis akun itu.

Narasi itu disertai video berdurasi sekitar 13 menit.

Di awal video, seorang narator mengatakan bahwa dia "akan mengekspos kepalsuan yang disebarluaskan ke publik," yang mengacu pada Teleskop James Webb.

"Saya tidak percaya mereka terus menganggap kepalsuan ini sebagai hal nyata," kata narator.

"Tapi, coba tebak? Dalam tatanan dunia baru, itulah yang bisa mereka lakukan. Sampaikan semua omong kosong ini --- pada massa," ucapnya.

Narator itu mengatakan Teleskop James Webb tidak nyata karena menggunakan cermin dan tidak seperti teleskop tradisional yang digunakan dengan cara diamati.

Dia juga mengklaim bahwa teleskop tidak mungkin mengirimkan gambar kembali ke Bumi karena "tidak ada internet di luar angkasa."

Narator itu menambahkan, gambar-gambar yang diambil teleskop tidak mungkin nyata karena galaksi tidak ada dan Bumi sebenarnya "ditutupi oleh kubah".

Klaim keliru dan tidak berdasar

Dilansir dari laman pemeriksa fakta PolitiFact, klaim-klaim yang disampaikan narator dalam video yang beredar di Facebook itu keliru dan tidak berdasar

Pengembangan Teleskop James Webb telah didokumentasikan selama bertahun-tahun.

Menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) teleskop ini pertama kali diusulkan pada 1996 sebagai cara untuk menjelajahi sejarah kosmik dan asal usul alam semesta dengan melihat galaksi yang berjarak miliaran mil dari Bumi.

Teleskop James Webb adalah penerus Teleskop Hubble, yang diluncurkan 24 April 1990.

Teleskop Hubble mengorbit 340 mil di atas Bumi dan menangkap gambar menggunakan cahaya tampak dan ultraviolet, sedangkan Teleskop James Webb memindai ruang angkasa menggunakan cahaya inframerah dan diposisikan sekitar 1 juta mil dari Bumi.

Penjelasan soal jenis teleskop

Klaim bahwa Teleskop James Webb bukan "teleskop" karena menggunakan cermin dapat dibantah dengan memahami jenis-jenis teleskop.

Ada dua jenis teleskop optik, yaitu teleskop pembiasan dan teleskop pemantul.

Teleskop pembiasan memfokuskan cahaya melalui lensa untuk memperbesar gambar yang jauh, mirip dengan kacamata memfokuskan cahaya untuk membuat gambar menjadi jelas.

Teleskop pemantul memusatkan cahaya dengan memantulkannya dari cermin untuk memperbesar gambar.

Meskipun Teleskop James Webb tidak terlihat seperti teleskop tradisional yang berbentuk tabung, tapi teleskop ini masih dianggap sebagai teleskop pemantul.

Teleskop James Webb menggunakan cermin utama setinggi 19,7 kaki untuk mengumpulkan cahaya. Cahaya itu dipantulkan ke cermin sekunder yang lebih kecil, yang kemudian mengarahkannya ke instrumen teleskop, termasuk kamera yang merekam gambar.

Internet bukan hal mustahil di luar angkasa

Mengirimkan sinyal komunikasi, termasuk internet, melalui ruang angkasa bukan hal yang mustahil dan telah terjadi sejak radio ditemukan pada 1890-an.

Sinyal radio dan televisi yang berasal dari Bumi bahkan telah menyebar ke luar tata surya.

Teleskop James Webb dilengkapi dengan pemancar radio frekuensi tinggi yang dapat mengirim informasi yang telah dikumpulkannya, termasuk gambar, ke arah Bumi.

Informasi itu kemudian dikumpulkan oleh antena radio besar yang ditempatkan di seluruh dunia sebagai bagian dari NASA Deep Space Network, yang kemudian meneruskannya ke Webb Science and Operation Center di Baltimore.

Galaksi nyata dan Bumi tidak tertutup kubah

Untuk waktu yang lama, manusia mengira Bima Sakti adalah satu-satunya galaksi alam semesta. Hal itu berubah pada 1923, ketika Edwin Hubble mengamati apa yang kemudian dikenal sebagai Nebula Andromeda di Observatorium Mount Wilson di Los Angeles County.

Hubble sedang melihat sekelompok bintang yang redup dan menemukan satu yang dianggap sebagai variabel cepheid, yang memungkinkan para astronom mengukur jarak berdasarkan kecerahan bintang yang berubah.

Dengan menggunakan bintang itu, Hubble menghitung bahwa gugus itu bukanlah nebula terdekat di dalam Bima Sakti; itu adalah galaksi yang sama sekali terpisah. Dia melihat nebula lain yang tercatat dan menyimpulkan ada jutaan galaksi lain di alam semesta.

Sementara itu, klaim bahwa Bumi tertutup kubah berkaitan dengan teori Bumi Datar yang telah lama dibantah, yang menyatakan bahwa Bumi adalah piringan datar yang terletak di bawah kubah dengan matahari, bulan, dan bintang.

Terdapat banyak bukti untuk menyangkal teori tersebut, termasuk berbagai gambar Bumi yang telah diambil dari luar angkasa selama bertahun-tahun.

Kebanyakan orang Yunani kuno percaya bahwa Bumi itu bulat, dan para astronom mampu membuktikannya dengan menempatkan dua tongkat identik di lokasi yang berbeda dan membandingkan bayangan mereka pada waktu yang sama.

Satu tongkat tidak memiliki bayangan sementara tongkat lainnya, yang ditempatkan sekitar 500 mil ke utara, memiliki bayangan. Jika Bumi datar, kedua tongkat itu akan memiliki bayangan yang sama atau tidak memiliki bayangan sama sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Foto Para Pekerja Bangun Piramida Merupakan Hasil Manipulasi

INFOGRAFIK: Foto Para Pekerja Bangun Piramida Merupakan Hasil Manipulasi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Promo Undian Berhadiah dari Bank SulutGo

[HOAKS] Promo Undian Berhadiah dari Bank SulutGo

Hoaks atau Fakta
Menilik Permasalahan Narkoba Dunia di Hari Anti Narkotika Internasional 2024

Menilik Permasalahan Narkoba Dunia di Hari Anti Narkotika Internasional 2024

Data dan Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar Huruf Y Akan Dihapus dari Alfabet, Simak Faktanya

INFOGRAFIK: Tidak Benar Huruf Y Akan Dihapus dari Alfabet, Simak Faktanya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Jerman Bantah soal Denda bagi Pengguna Jersei Palsu

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Jerman Bantah soal Denda bagi Pengguna Jersei Palsu

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Produk Garam Dapur Mengandung Serpihan Kaca

[HOAKS] Produk Garam Dapur Mengandung Serpihan Kaca

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Gambar Putin dan Joe Biden Main Catur Jadi Sampul Majalah 'The Economist'

[HOAKS] Gambar Putin dan Joe Biden Main Catur Jadi Sampul Majalah "The Economist"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Pesepak Bola AS Megan Rapinoe Didiskualifikasi dari National Soccer Hall of Fame

[HOAKS] Mantan Pesepak Bola AS Megan Rapinoe Didiskualifikasi dari National Soccer Hall of Fame

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Kuliah di Eropa Utara Gratis karena Pajak 70 Persen? Cek Faktanya

INFOGRAFIK: Benarkah Kuliah di Eropa Utara Gratis karena Pajak 70 Persen? Cek Faktanya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Rumah Baru Ketua MK Suhartoyo Roboh

[HOAKS] Video Rumah Baru Ketua MK Suhartoyo Roboh

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Baju Lebaran di Makam Anak Turkiye, Bukan Palestina

[KLARIFIKASI] Foto Baju Lebaran di Makam Anak Turkiye, Bukan Palestina

Hoaks atau Fakta
Invasi Korut pada 1950 yang Memicu Perang Korea

Invasi Korut pada 1950 yang Memicu Perang Korea

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Suporter Romania Teriakkan Nama Putin ke Pendukung Ukraina

[HOAKS] Suporter Romania Teriakkan Nama Putin ke Pendukung Ukraina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Jenazah Jemaah Haji pada 2024

[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Jenazah Jemaah Haji pada 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Presiden FIFA Saksikan Laga Jerman Vs Skotlandia pada Euro 2024

[KLARIFIKASI] Presiden FIFA Saksikan Laga Jerman Vs Skotlandia pada Euro 2024

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com