Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar PBB Sebut Pemasok Senjata untuk Israel Berisiko Langgar HAM

Kompas.com - 21/06/2024, 19:40 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Negara dan perusahaan yang memasok senjata ke Israel berisiko terlibat dugaan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional.

Ini disampaikan para pakar independen dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menjadi bagian dari Prosedur Khusus Dewan Hak Asasi Manusia.

Dikutip dari laman Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), para pakar mendesak berbagai negara menghentikan pasokan senjata dan peralatan militer ke Israel.

Produsen senjata juga harus menghentikan suplai ke Israel meski berada di bawah perjanjian ekspor.

Penghentian suplai senjata harus mencakup pasokan lewat jalur tidak langsung melalui negara-negara perantara.

Perusahaan yang memasok senjata untuk Israel, antara lain BAE Systems, Boeing, Caterpillar, General Dynamics, Lockheed Martin, Northrop Grumman, Oshkosh, Rheinmetall AG, Roll-Royce Power Systems, RTX, dan ThysenKrupp.

"Dengan mengirimkan senjata, suku cadang, komponen, dan amunisi kepada pasukan Israel, perusahaan-perusahaan ini berisiko terlibat pelanggaran serius terhadap HAM dan hukum humaniter internasional," kata para pakar PBB, dalam pernyataan pers, Kamis (20/6/2024).

Risiko ini semakin besar dengan keputusan Mahkamah Internasional pada 24 Mei 2024 yang memerintahkan Israel segera menghentikan serangan militer di Rafah, Palestina

Kemudian, permohonan jaksa penuntut Mahkamah Pidana Internasional pada 20 Mei 2024 untuk penerbitan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel dengan tuduhan melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan.

Menurut para pakar PBB, melanjutkan suplai senjata ke Israel dapat dilihat sebagai pemberian bantuan untuk operasi yang melanggar HAM dan hukum humaniter internasional. 

Lembaga-lembaga keuangan yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan senjata ini juga berpotensi dimintai pertanggungjawaban.

Para investor ini antara lain, Bank of America, BlackRock, Capital Group, Causeway Capital Management, Citigroup, Fidelity Management & Research, INVESCO Ltd, dan JP Morgan Chase.

Para pakar PBB mengatakan, serangan Israel ke Jalur Gaza dan wilayah Palestina lainnya sejak 7 Oktober 2023 tidak mengindahkan keselamatan warga sipil.

Serangan-serangan ini telah mengakibatkan lebih dari 37.000 orang tewas di Gaza dan 84.000 terluka. Sekitar 70 persen korban tewas dan luka adalah perempuan dan anak-anak.

Serangan Israel juga merusak infrastruktur penopang kehidupan, termasuk perumahan dan tempat penampungan, kesehatan, pendidikan, fasilitas air dan sanitasi.

Operasi-operasi ini juga mengakibatkan kerusakan lingkungan dan iklim yang parah.

Menurut pakar PBB, situasi tersebut membuat embargo senjata terhadap Israel dan tindakan tegas dari para investor produsen senjata menjadi lebih mendesak dari sebelumnya.

"Terutama mengingat kewajiban negara dan tanggung jawab perusahaan di bawah Konvensi Jenewa, Konvensi Genosida, perjanjian hak asasi manusia internasional, dan Prinsip-Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia," kata para pakar PBB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Muslimah Indonesia Berpose Bintang Daud dan Dukung Israel

[HOAKS] Muslimah Indonesia Berpose Bintang Daud dan Dukung Israel

Hoaks atau Fakta
Fakta Seputar Kudeta Gagal Jenderal Zúñiga di Bolivia

Fakta Seputar Kudeta Gagal Jenderal Zúñiga di Bolivia

Data dan Fakta
INFOGRAFIK: Jokowi Klaim Impor Beras Tidak Sampai 5 Persen Kebutuhan Nasional, Cek Faktanya

INFOGRAFIK: Jokowi Klaim Impor Beras Tidak Sampai 5 Persen Kebutuhan Nasional, Cek Faktanya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Komedian Adul Bantah Alami Kebutaan

[KLARIFIKASI] Komedian Adul Bantah Alami Kebutaan

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Rel Roller Coaster Terlepas Bukan Kejadian Nyata

[KLARIFIKASI] Video Rel Roller Coaster Terlepas Bukan Kejadian Nyata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Jet yang Jadi Sasaran Protes di Inggris Bukan Milik Taylor Swift

[KLARIFIKASI] Jet yang Jadi Sasaran Protes di Inggris Bukan Milik Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Investasikan Rp 12 Miliar pada Situs Judi

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Investasikan Rp 12 Miliar pada Situs Judi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Para Pekerja Bangun Piramida Merupakan Hasil Manipulasi

INFOGRAFIK: Foto Para Pekerja Bangun Piramida Merupakan Hasil Manipulasi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Promo Undian Berhadiah dari Bank SulutGo

[HOAKS] Promo Undian Berhadiah dari Bank SulutGo

Hoaks atau Fakta
Menilik Permasalahan Narkoba Dunia di Hari Anti Narkotika Internasional 2024

Menilik Permasalahan Narkoba Dunia di Hari Anti Narkotika Internasional 2024

Data dan Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar Huruf Y Akan Dihapus dari Alfabet, Simak Faktanya

INFOGRAFIK: Tidak Benar Huruf Y Akan Dihapus dari Alfabet, Simak Faktanya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Jerman Bantah soal Denda bagi Pengguna Jersei Palsu

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Jerman Bantah soal Denda bagi Pengguna Jersei Palsu

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Produk Garam Dapur Mengandung Serpihan Kaca

[HOAKS] Produk Garam Dapur Mengandung Serpihan Kaca

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Gambar Putin dan Joe Biden Main Catur Jadi Sampul Majalah 'The Economist'

[HOAKS] Gambar Putin dan Joe Biden Main Catur Jadi Sampul Majalah "The Economist"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Pesepak Bola AS Megan Rapinoe Didiskualifikasi dari National Soccer Hall of Fame

[HOAKS] Mantan Pesepak Bola AS Megan Rapinoe Didiskualifikasi dari National Soccer Hall of Fame

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com