KOMPAS.com- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) merayakan hari ulang tahunnya (HUT) yang ke-78 pada Senin (1/7/2024). Di usia itu, Polri perlu berbenah mengubah citranya menjadi lebih humanis, yang melayani dan melindungi.
Selama ini, institusi Polri menjadi sorotan publik karena masih mengedepankan kekerasan.
Berdasarkan catatan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), pada bulan Juli 2023 sampai Juni 2024 angka kekerasan dan dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan Polri cukup tinggi.
Tercatat ada 645 peristiwa kekerasan yang melibatkan anggota Polri dan menyebabkan 754 korban luka, serta 38 korban tewas.
Salah satu kasus yakni penembakan empat nelayan di Laonti, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara pada 24 November 2023 yang mengakibatkan dua korban tewas dan dua luka.
Amnesty International Indonesia juga mencatat pada periode Juli 2019 hingga Juni 2024, terdapat 100 kasus penyiksaan oleh aparat kepolisian yang menimbulkan 151 korban.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai, hal itu ironis karena Polri merupakan institusi yang harusnya melindungi masyarakat.
Adanya kasus tersebut harusnya menjadi introspeksi bagi kepolisian untuk bersikap humanis dan tidak melanggengkan budaya kekerasan.
"Mereka (polisi) yang di lapangan, pendidikan soal kurikulum HAM masih sangat kurang. Masih berfokus pada kultur kultur militeristik. Jadi ketika menangani ketidaktertiban sosial menggunakan tindak kekerasan," ucap Bambang kepada Kompas.com, Senin (1/7/2024).
Bagi Bambang, HUT ke-78 Bhayangkara harus menjadi momentum bagi Polri untuk menjadi
institusi yang profesional, tegak lurus pada aturan dan bertanggungjawab kepada negara.
Kepolisian juga perlu mengembalikan kepercayaan masyarakat. Mengingat pada tahun 2023 Polri menjadi institusi yang paling banyak diadukan terkait pelanggaran HAM.
Berdasarkan data Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), sepanjang 2023 terdapat 771 pengaduan pelanggaran HAM yang diarahkan kepada Polri.
Sebelumnya pada 2022 Polri juga menjadi sorotan karena Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang serta kasus penembakan oleh mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.