KOMPAS.com - Sumpah pemuda yang menandai bergeraknya kaum pemuda untuk bersatu, ternyata dihasilkan di satu lokasi yang unik.
Yakni kos-kosan atau tempat tinggal para pelajar Indonesia lah yang menjadi lokasi perumusan Sumpah Pemuda.
Sejarah Sumpah Pemuda yang lahir dari kos-kosan ini, dimulai dari Perhimpunan Indonesia yang dibentuk pada tahun 1908. Dilansir dari laman Kemendikbudristek saat itu organisasi masih sebatas perkumpulan mahasiswa Hindia yang belajar di Belanda.
Saat kembali, mereka membentuk Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia.
Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.
Tetapi Kos-kosan atau tempat tinggal inilah yang justru lebih banyak berperan menjadi saksi bisu lahirnya sumpah pemuda.
Gedung kos-kosan ini kini menjadi Museum Sumpah Pemuda. Dalam sejarahnya, gedung ini sudah beberapa kali berganti fungsi. Berikut kronologis waktu perkembangan Gedung Sumpah Pemuda.
1. Commensalen Huis, 1908
Menurut catatan yang ada, Museum Sumpah Pemuda pada awalnya adalah rumah tinggal milik Sie Kong Lian. Gedung didirikan pada permulaan abad ke-20.
Sejak 1908 Gedung Kramat disewa pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool) sebagai tempat tinggal dan belajar. Saat itu dikenal dengan nama Commensalen Huis.
Mahasiswa yang pernah tinggal adalah Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, Abu Hanifah, Abas, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana.
2. Indonesische Clubhuis/ Clubgebouw, 1927
Sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan.
Bung Karno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering hadir di Gedung Kramat 106 untuk membicarakan format perjuangan dengan para penghuni Gedung Kramat 106.
Di gedung ini pernah diselenggarakan kongres Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, PPPI. Gedung ini juga menjadi sekretariat PPPI dan sekretariat majalah Indonesia Raja yang dikeluarkan PPPI.
Mengingat digunakan berbagai organisasi, maka sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 yang semula bernama Langen Siswo diberi nama Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw (gedung pertemuan).
3. Gedung Sumpah Pemuda, 1928
Pada 15 Agustus 1928, di gedung ini diputuskan akan diselenggarakan Kongres Pemuda Kedua pada Oktober 1928.
Soegondo Djojopuspito, ketua PPPI, terpilih sebagai ketua kongres. Pada Kongres Pemuda Pertama telah berhasil diselesaikan perbedaan-perbedaan sempit berdasarkan kedaerahan dan tercipta persatuan bangsa Indonesia.
Lalu pada Kongres Pemuda Kedua diharapkan akan menghasilkan keputusan yang lebih maju.
Pada akhirnya, sumpah pemuda lahir dari kos-kosan yang elit dan dikenang hingga kini.
4. Rumah tinggal, 1934-1937
Setelah peristiwa Sumpah Pemuda banyak penghuninya yang meninggalkan gedung Indonesische Clubgebouw karena sudah lulus belajar.
Setelah para pelajar tidak melanjutkan sewanya pada tahun 1934, gedung kemudian disewakan kepada Pang Tjem Jam selama tahun 1934 – 1937. Pang Tjem Jam menggunakan gedung itu sebagai rumah tinggal.
5. Toko Bunga, 1937-1948
Kemudian pada tahun 1937 – 1951 gedung ini disewa Loh Jing Tjoe yang menggunakannya sebagai toko bunga (1937-1948).
6. Hotel Hersia, 1948-1951
Dari tahun 1948 – 1951 gedung berubah fungsi menjadi Hotel Hersia.
7. Kantor Inspektorat Bea dan Cukai, 1951-1970
Pada tahun 1951 – 1970, Gedung Kramat 106 disewa Inspektorat Bea dan Cukai untuk perkantoran dan penampungan karyawannya.
8. Museum Sumpah Pemuda, 1973-Sekarang
Pada tanggal 3 April 1973, Gedung Kramat 106 dipugar Pemda DKI Jakarta. Pemugaran selesai 20 Mei 1973. Gedung Kramat 106 kemudian dijadikan museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda.
Gedung Kramat Raya 106 dijadikan Museum karena memiliki sederet perjalanan sejarah dan menjadi saksi dari proses panjang pembentukan semangat perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia.
Di tempat dilaksanaannya Kongres Pemuda Kedua ini, sendi-sendi dasar persatuan Indonesia didiskusikan, dirumuskan, untuk kemudian diikrarkan.
https://www.kompas.com/edu/read/2022/08/28/055338271/sumpah-pemuda-lahir-dari-kos-kosan-begini-sejarah-gedungnya