Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uhamka: Perkuat Kualitas Pendidikan Tinggi lewat Kampus Merdeka dan Doktorisasi

Kompas.com - 17/02/2021, 09:13 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - "Loss learning" atau hilangnya pembelajaran menjadi salah satu isu yang dikhawatirkan terjadi selama masa pandemi global Covid-19 yang hampir berjalan satu tahun ini.

Menurunnya kualitas pembelajaran menjadi dampak yang mau tidak mau terjadi dalam proses pembelajaran, baik di lingkungan pendidikan dasar, menengah dan bahkan pendidikan tinggi.

"Pembelajaran online karena belum menjadi budaya di Indonesia, diakui berdampak pada kualitas. Tidak bisa kita hindarkan," ungkap Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), Prof. Gunawan Suryoputro, dalam diskusi daring, Selasa (16/2/2021).

Meski demikian, Prof. Gunawan menegaskan setiap perguruan tinggi harus cepat beradaptasi terhadap kondisi ini, di antaranya dengan bertransformasi pada model pembelajaran daring.

"Setiap perguruan tinggi harus mendekatkan pembelajaran sekualitas mungkin dengan berbagai upaya, metode, teknik melalui jaringan sehingga setiap dosen sekarang ini mulai menyiapkan evaluasi pembelajaran full melalui daring," ujarnya.

Prof. Gunawan melanjutkan, "awalnya merasa kaku, di sana-sini mengalami kendala. Dari sisi dosen menyiapkan model pembelajaran dalam bentuk daring bukan hal mudah."

Sedangkan dari sisi mahasiswa, tambahnya, persoalan kuota belajar awalnya menjadi kendala. Namun dengan adanya subsidi kuota belajar baik dari pemerintah maupun Uhamka hal tersebut kini tidak menjadi persoalan.

Baca juga: Klub Literasi Sekolah, Upaya Memperkuat Literasi lewat Kampus Merdeka

Semangat "Kampus Merdeka"

Uhamka sendiri saat ini masih menjalankan pembelajaran jarak jauh sambil menunggu regulasi Pemda DKI dan Pemerintah. Pembelajaran tatap muka dilakukan sangat terbatas pada beberapa program studi (prodi) tertentu. 

"Secara khusus terbatas (tatap muka). Dibatasi pada praktik-praktik laboratorium yang tidak dapat dilakukan secara virtual," tegas Rektor Uhamka.

"Misal Fakultas Kedokteran. Kedokteran ada tatap muka secara terbatas dalam praktik dengan protokol kesehatan sangat ketat. Ada tes swab, di karantina di kampus dan tidak boleh lebih dari 10 orang," tegasnya.

Dalam kesempatan sama Prof. Gunawan juga menegaskan standar kualitas tetap dijaga dengan tidak menghilangkan target-target pembelajaran.

"Tetap sesuai dengan kurikulum. Capaian-capaian pembelajaran tetap, tidak berubah sesuai yang ditetapkan. Perubahan hanya pada model of learning saja, modul pembelajaran dan evaluasi pembelajaran fully online, lainnya tidak berubah," tegasnya lagi.

Meski di tengah pandemi, Rektok Uhamka menyampaikan pihaknya secara konsisten tetap menjalankan program Kampus Merdeka yang telah dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim.

"Uhamka sejak semester kemarin sudah menjalankan program Kampus Merdeka. Mahasiswa selama 3 semseter diberi peluang proses perkuliahan dan praktik di luar program studi," ujar Prof. Gunawan.

Saat masuk semester 6, mahasiswa diizinkan mengambil mata kuliah di luar prodi. Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan kemerdekaan jika ada mahasiswa ingin mengambil mata kuliah di perguruan tinggi lain jika mata kuliah yang dikehendaki belum memiliki Uhamka.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com