Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Indonesia Rawan "Bullying": Waspadalah!

Kompas.com - 30/11/2023, 12:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Misalnya, anak pandai dalam bidang olahraga, maka dapat dimasukan dalam klub olahraga tertentu, sehingga ia dapat melatih diri dan menunjukkan prestasi, serta terhindar dari pergaulan kurang baik.

Keempat, bimbing anak dalam bermedia sosial. Anak perlu dibekali dengan pengetahuan bagaimana menggunakan media sosial dengan baik, ajarkan anak cara memberikan pendapat, memberikan status, dan lainnya.

Orangtua sebaiknya mempunyai pengetahuan mengenai teknologi dan bagaimana bermedia sosial dengan baik. Pola asuh berdasarkan digital parenting sebaiknya diterapkan oleh orangtua, sehingga dapat memberikan arahan pada anak secara tepat.

Hal yang perlu dilakukan ayah bunda agar anak terhindar dari menjadi korban bullying:

Selain dari saran yang sama seperti di atas (saran untuk menghindari anak menjadi pelaku bullying), maka ada lagi tambahan saran lainnya sebagai berikut

Pertama, perkuat self-esteem dan self-confident anak. Anak sebaiknya mendapatkan contoh dan diarahkan orangtua agar mencapai rasa harga diri dan kepercayaan diri yang baik.

Misalnya, orangtua dapat membebaskan anak untuk mengutarakan pendapatnya secara percaya diri.

Anak dapat memberikan pendapatnya pada orang lain, terutama kalau ia menganggap dirinya benar, dengan dasar yang tepat.

Orangtua juga dapat mengevaluasi kelebihan dalam diri anak, sehingga anak dapat dikembangkan sesuai kelebihan tersebut, serta berprestasi dalam bidang tersebut.

Kedua, berani mengatakan tidak terhadap tindakan bullying dan mencari pertolongan orang dewasa. Anak dapat diajarkan agar mampu mengatakan ‘tidak’ kepada orang lain yang melakukan bullying.

Apabila ia belum mampu mengatasinya, maka ia dapat meminta bantuan dari orang dewasa yang kompeten, misalnya bantuan dari orangtua, guru di sekolah, konselor, dan sebagainya.

Apabila bullying tidak dapat dihindari dan anak mengalami tekanan secara psikologis, maka harus ada bantuan dari pihak profesional, misalnya dari psikolog.

Tekankan pada anak bahwa terjadinya tindakan bullying bukanlah atas kesalahan semata dari anak, sehingga anak yang menjadi korban tidak semakin terpuruk. Dukunglah anak secara maksimal.

Kesimpulannya adalah bullying merupakan masalah serius, masalah nasional Indonesia, yang tidak dapat dianggap ringan.

Perlu sekali kerja sama dari berbagai pihak untuk mengatasi hal ini, yaitu kerja sama anak, orangtua, sekolah, guru, pemerintah, dan pihak lain.

Selain itu, sebagai orangtua-Ayah dan Bunda- ingatlah bahwa mendidik anak adalah proses yang membutuhkan doa, usaha, waktu, dan kesabaran.

Janganlah berputus asa, tetap semangat dalam mendampingi anak-anak kita, sehingga menjadi pribadi yang lebih baik pada masa depan.

*Hariadi, Irni Prihardini, Desty Dwi Kayanti, Liuciana Handoyo Kirana adalah mahasiswa S2 Universitas Tarumanagara
Riana Sahrani adalah dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com