Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saksi Penembakan Colorado: Ahmad Alissa Tembaki Korbannya Berulang Kali

Surat pernyataan penangkapannya, yang dirilis pada Selasa pagi, mengungkapkan bahwa setelah menembak seorang pria di tempat parkir toko bahan makanan, Alissa kemudian mendekatinya ketika dia masih terbaring di tanah dan menembaknya lagi, berulang kali.

Saksi mata menggambarkan Alissa, yang beratnya 200 pon dan 5 kaki 6, sebagai pria gemuk yang mengenakan rompi taktis hijau saat melakukan kejahatannya.

Ketika polisi menangkapnya, dia melepas rompi, atasan dan sepatunya, dan hanya mengenakan celana pendek. Dia ditembak satu kali di kaki kanan dalam pertikaian dengan polisi.

Kakak ipar Alissa mengatakan kepada polisi bahwa dia telah melihat adiknya bermain dengan senapan mesin pada hari-hari sebelum penembakan, tetapi dia tidak curiga.

Alissa diketahui membeli pistol Ruger AR-556 tepat seminggu yang lalu pada tanggal 16 Maret 2021.

Penembakan di Colorado pada Senin (22/3/2021) adalah penembakan massal ketujuh di negara itu. Kejadiannya hanya berlangsung selang seminggu setelah seorang pria bersenjata membunuh delapan orang di tiga panti pijat di Georgia.

Motif kejahatan

Tidak jelas mengapa Alissa melepaskan teror di supermarket, atau apakah senjatanya, yang dijelaskan oleh saksi sebagai AR-15, dibeli secara legal.

Dalam surat pernyataan penangkapannya, polisi menggambarkan bagaimana dia bermain dengan senjata di depan keluarga.

Alissa terlihat bermain dengan pistol yang tampak seperti "senapan mesin" sekitar 2 hari yang lalu.

Kerabatnya tidak percaya pistol itu tampak seperti senapan yang kerap dilihat dalam film-film Barat kuno. Kayak iparnya berpikir itu tampak seperti "senapan mesin".

Alissa sempat mengatakan peluru di pistol itu macet dan bermain-main dengan pistol tersebut. Keluarganya mengaku kesal dengan Alissa karena bermain-main dengan pistol di rumah dan mengambil senapan itu.

Polisi masih belum mengonfirmasi bahwa dia adalah pria yang terlihat dibawa keluar dari toko kelontong dengan borgol, dengan darah mengucur di kaki.

Tetapi aparat mengonfirmasi pelaku ditembak di kaki saat bentrok dengan polisi.

Panggilan telepon 911 yang mengerikan mengungkapkan bagaimana petugas keamanan khawatir karena pelaku mengenakan rompi taktis.

Mereka menyuruh satu sama lain untuk menembak langsung di kepalanya untuk menjatuhkannya.

Pada konferensi pers pada Selasa pagi, para pejabat mengatakan mereka masih belum tahu apa motif penembaknya.

"Kami akan memastikan bahwa tersangka bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan kepada korban kemarin," kata Jaksa Wilayah Boulder Michael Douhgerty.

Dia akhirnya tertembak di kaki karena bentrok dengan polisi.

Saat polisi tiba di lokasi, mereka menemukan dua jenazah korban di tempat parkir. Begitu masuk, mereka melihat yang lain.

Pihak berwenang terdengar melalui pengeras suara menyuruh Alissa untuk menyerah sebelum dia keluar dari toko dengan borgol.

Para korban telah diidentifikasi sebagai; Denny Strong (20 tahun), Neven Stanisic (23 tahun), Rikki Olds (25 tahun), Suzanne Fountain (59 tahun), Terri Licher (51 tahun), Eric Talley (51 tahun), Kevin Mahoney (61 tahun), Lynn Murray (62 tahun), dan Jodie Waters (65 tahun).

Talley adalah seorang polisi yang baru-baru ini berganti pekerjaan untuk bekerja lebih jauh di garis depan. Dia juga seorang ayah dari tujuh anak.

Pejabat mengungkapkan pada konferensi pers pada Selasa pagi bahwa beberapa korban berada di toko untuk mendapatkan vaksin Covid-19 mereka.

Saksi mata menggambarkan dia menembakkan dua dari tiga tembakan kemudian berhenti dengan tenang sebelum melepaskan tembakan lagi. Seorang korban mengatakan dia tidak melancarkan tembakan langsung bertubi-tubi.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/24/080812270/saksi-penembakan-colorado-ahmad-alissa-tembaki-korbannya-berulang-kali

Terkini Lainnya

Menengok 'Tempat Paling Menakutkan di Dunia' di Zona Demiliterisasi Korea

Menengok "Tempat Paling Menakutkan di Dunia" di Zona Demiliterisasi Korea

Global
Rangkuman Hari ke-855 Serangan Rusia ke Ukraina: Pakta Keamanan UE-Ukraina | Amnesty International Singgung Rusia

Rangkuman Hari ke-855 Serangan Rusia ke Ukraina: Pakta Keamanan UE-Ukraina | Amnesty International Singgung Rusia

Global
Debat Pilpres AS: Biden Bingung Sendiri, Trump Frontal Menyindir

Debat Pilpres AS: Biden Bingung Sendiri, Trump Frontal Menyindir

Global
Debat Pilpres AS 2024: Biden Sebut Trump Punya Moral seperti Kucing Kampung, Apa Alasannya?

Debat Pilpres AS 2024: Biden Sebut Trump Punya Moral seperti Kucing Kampung, Apa Alasannya?

Global
Debat Pilpres AS 2024: Trump Sebut Biden Telah Jadi seperti Orang Palestina

Debat Pilpres AS 2024: Trump Sebut Biden Telah Jadi seperti Orang Palestina

Global
Oklahoma Perintahkan Sekolah-sekolah Ajarkan Alkitab di Tiap Ruang Kelas

Oklahoma Perintahkan Sekolah-sekolah Ajarkan Alkitab di Tiap Ruang Kelas

Global
Demonstran Antipemerintah Israel Berkumpul di Rumah Netanyahu

Demonstran Antipemerintah Israel Berkumpul di Rumah Netanyahu

Global
Debat Perdana Pilpres AS 2024 Dimulai, Biden dan Trump Tak Berjabat Tangan

Debat Perdana Pilpres AS 2024 Dimulai, Biden dan Trump Tak Berjabat Tangan

Global
Debat Perdana Pilpres AS 2024: Peserta, Jam, Aturan, dan Cara Menonton

Debat Perdana Pilpres AS 2024: Peserta, Jam, Aturan, dan Cara Menonton

Global
Wartawan Gedung Putih Dilarang Memasuki Ruang Debat Biden-Trump

Wartawan Gedung Putih Dilarang Memasuki Ruang Debat Biden-Trump

Global
Pilpres AS 2024: Beda Pandangan Biden dan Trump soal Kebijakan Ukraina

Pilpres AS 2024: Beda Pandangan Biden dan Trump soal Kebijakan Ukraina

Global
[POPULER GLOBAL] India Diduga Mengekspor Roket ke Israel | Korsel Hentikan Operasi Produksi Baterai Lithium

[POPULER GLOBAL] India Diduga Mengekspor Roket ke Israel | Korsel Hentikan Operasi Produksi Baterai Lithium

Global
Jelang Debat Perdana Biden Versus Trump, 2 Kandidat Tertua Pilpres AS

Jelang Debat Perdana Biden Versus Trump, 2 Kandidat Tertua Pilpres AS

Global
Ilmuwan Sebut Makanan Ultra-Olahan Perlu Label Bahaya Seperti Rokok

Ilmuwan Sebut Makanan Ultra-Olahan Perlu Label Bahaya Seperti Rokok

Global
Sebabkan Halusinasi, Produk Permen Karet Ini Ditarik dari Australia

Sebabkan Halusinasi, Produk Permen Karet Ini Ditarik dari Australia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke