Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sambut Idul Adha, Bangladesh Berlakukan Jeda Lockdown Selama 8 Hari

DHAKA, KOMPAS.com - Mobil, kereta api, serta bus kembali beroperasi dan ribuan orang di Bangladesh mulai pulang kampung, setelah pemerintah mencabut lockdown sementara untuk menyambut Idul Adha.

Pemerintah Bangladesh telah mengizinkan jeda 8 hari, setelah 2 pekan lockdown berlangsung, dengan pasukan berpatroli di jalan-jalan untuk menertibkan orang-orang tetap di rumah.

Secara tradisional, puluhan juta orang dari negara berpenduduk 169 juta orang itu merayakan Idul Adha. Sehingga menjelang perayaan, para warga akan meninggalkan kota-kota besar untuk pulang kampung.

Dengan masyarakat Muslim yang akan merayakan Idul Adha, bus, kereta api, dan kapal feri mulai kembali beroperasi, seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (15/7/2021).

Di pelabuhan Shimulia, sekitar 70 kilometer dari Dhaka, bus-bus memadati feri, dan memadati tepi sungai utama, menyebabkan kemacetan yang kacau.

Mohammad Sharif, seorang tukang kayu berusia 18 tahun yang tinggal di Dhaka, pergi ke desanya untuk berkumpul dengan orang tuanya.

"Saya mengambil kesempatan pertama untuk pulang. Jika lockdown diberlakukan lagi setelah Idul Adha, maka saya akan tinggal di desa saya," katanya kepada AFP sebelum naik kapal.

Sirajul Islam, kepala polisi di Louhojang, selatan Dhaka mengatakan polisi berjuang untuk mengendalikan massa.

"Ada penumpukan penumpang yang besar pada feri," katanya.

"Kami telah mengambil langkah tegas agar feri tidak membawa terlalu banyak penumpang yang melanggar aturan kesehatan," terangnya.

Pihak berwenang di negara mayoritas Muslim itu mengatakan mereka melonggarkan pembatasan Covid-19 untuk membantu perekonomian. Lebih dari 10 juta sapi dan kambing, yang bernilai miliaran dolar AS, disembelih untuk Idul Adha.

Sopir bus dan operator kapal mengatakan mereka senang bisa bekerja dan menghasilkan uang lagi.

"Kami telah menjadi korban virus ini selama 15 bulan. Dampaknya bagi keluarga kami sangat sulit," kata sopir bus Abdul Kader.

"Setidaknya 300 bus telah meninggalkan terminal bus Gabtoli menuju distrik Bangladesh utara sejak pagi ini. Orang-orang meninggalkan kota secara massal," kata Rakib Hasan Johny, seorang manajer layanan bus Hanif kepada AFP.

Pakar virus memperingatkan pemerintah agar tidak mencabut lockdown, dengan mengatakan itu mungkin menyebabkan penyebaran Covid-19 varian Delta lebih cepat yang telah melanda negara itu sejak akhir Mei.

Dalam beberapa hari terakhir, kasus harian Covid-19 telah melonjak di atas 12.000, lebih dari 2 kali lipat dari bulan lalu.

Kematian karena Covid-19 telah mencapai rekor 230 per hari. Para ahli mengatakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi dari perkiraan pemerintah.

Bangladesh sejauh ini telah mencatat lebih dari 17.000 kematian dan satu juta kasus Covid-19.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/16/063445570/sambut-idul-adha-bangladesh-berlakukan-jeda-lockdown-selama-8-hari

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Tak Saling Kenal | Resesi Seks di Negara Asia

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Tak Saling Kenal | Resesi Seks di Negara Asia

Global
Pencuri Ini Tinggalkan Pesan dan Nomor HP Usai Merampok, Langsung Tertangkap Polisi, Warganet Ketawa

Pencuri Ini Tinggalkan Pesan dan Nomor HP Usai Merampok, Langsung Tertangkap Polisi, Warganet Ketawa

Global
Warga Gaza Tak Saling Kenal Lagi, Warga Kurus karena Kelaparan...

Warga Gaza Tak Saling Kenal Lagi, Warga Kurus karena Kelaparan...

Global
Mengenal 'Diplomasi Panda' China dan Kontroversinya

Mengenal "Diplomasi Panda" China dan Kontroversinya

Internasional
Erdogan Tuduh Barat Dukung Rencana Israel Serang Lebanon

Erdogan Tuduh Barat Dukung Rencana Israel Serang Lebanon

Global
AS Gelontorkan Rp 1,39 Triliun untuk Dukung Pembangunan Perumahan Terjangkau

AS Gelontorkan Rp 1,39 Triliun untuk Dukung Pembangunan Perumahan Terjangkau

Global
Mengapa Kaum Muda Eropa Mulai Tertarik dengan Partai-Partai Ekstrem Kanan?

Mengapa Kaum Muda Eropa Mulai Tertarik dengan Partai-Partai Ekstrem Kanan?

Internasional
Mark Rutte Resmi Akan Pimpin NATO Gantikan Jens Stoltenberg

Mark Rutte Resmi Akan Pimpin NATO Gantikan Jens Stoltenberg

Global
Pilpres AS 2024: Akahkah Biden Singgung Hukuman Pidana Trump di Panggung Debat?

Pilpres AS 2024: Akahkah Biden Singgung Hukuman Pidana Trump di Panggung Debat?

Global
Rangkuman Hari Ke-853 Serangan Rusia ke Ukraina: Pembicaraan Keanggotaan UE Ukraina-Moldova | Surat Penangkapan Menhan Rusia

Rangkuman Hari Ke-853 Serangan Rusia ke Ukraina: Pembicaraan Keanggotaan UE Ukraina-Moldova | Surat Penangkapan Menhan Rusia

Global
Resesi Seks: Fenomena Penurunan Populasi di Sejumlah Negara Asia

Resesi Seks: Fenomena Penurunan Populasi di Sejumlah Negara Asia

Global
Balas Dendam, Rusia Larang 81 Media Uni Eropa

Balas Dendam, Rusia Larang 81 Media Uni Eropa

Global
Mahkamah Agung Israel Perintahkan Wajib Militer bagi Pria Ultra-Ortodoks

Mahkamah Agung Israel Perintahkan Wajib Militer bagi Pria Ultra-Ortodoks

Global
Perang Israel-Hezbollah di Depan Mata, Kepala Pentagon Serukan Diplomasi

Perang Israel-Hezbollah di Depan Mata, Kepala Pentagon Serukan Diplomasi

Global
Serangan Udara Israel Tewaskan 10 Anggota Keluarga Pemimpin Hamas

Serangan Udara Israel Tewaskan 10 Anggota Keluarga Pemimpin Hamas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke