KOMPAS.com - Menyambut 2021, Proyek Kontra Ektresmis (Counter Extremism Project/CEP) merilis daftar para ekstremis paling berbahaya pada tahun ini yang perlu diwaspadai.
Proyek Kontra Ekstremisme adalah organisasi nirlaba non-pemerintah yang memberikan nasihat kepada para politisi dan anggota parlemen di seluruh dunia tentang ancaman teror.
Daftar itu terdiri dari teroris Timur Tengah, Islamis terkenal, neo-Nazi, dan supremasi kulit putih.
Di urutan paling atas diduduki oleh para pemimpin kelompok ekstremis Hezbollah, ISIS dan Hamas, dalam daftar tersebut mencakup 4 orang Inggris.
Melansir The Sun pada Senin (4/1/2021), beberapa dari mereka yang terdaftar sekarang berada di balik jeruji besi, sedangkan yang lain tampaknya tidak aktif setelah menjalani hukuman.
Baca juga: Tak Terima Hagia Sophia Dijadikan Masjid, Ekstremis Sayap Kanan Yunani Bakar Bendera Turki
Para ahli dan analisnya membantu memerangi kelompok ekstremis dengan memutus jaringan dukungan keuangan mereka, melawan narasi mereka, menggagalkan perekrutan online dan mengadvokasi hukum yang kuat.
Sir Ivor Roberts, mantan kepala kontra-terorisme di Kantor Luar Negeri dan sekarang penasihat senior Proyek Kontra Ekstremisme, berkata, “Angka-angka ini berpotensi mewakili ancaman terbesar bagi dunia selama beberapa tahun mendatang."
"Dalam beberapa kasus, itu karena kekuatan yang mereka miliki untuk menyebarkan ideologi yang berbahaya dan penuh kekerasan secara online dan melalui jaringan mereka," terangnya.
“Dalam kasus lain itu dengan menyebarkan pengetahuan dan sarana untuk mengubahnya menjadi teror dan kematian di jalanan negara kita," lanjutnya.
Baca juga: Jalan Beracun Brenton Tarrant Menjadi Ekstremis dan Teroris
Nasrallah yang berusia 60 tahun, adalah pemimpin kelompok teror Muslim Syiah Lebanon Hezbollah, yang telah mengirim ribuan pejuangnya ke Suriah untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad.
Pada September, AS menuduh Hezbollah menyimpan senjata dan bahan peledak untuk digunakan di seluruh Eropa.
Al-Mawla menjadi pemimpin ISIS setelah pasukan AS membunuh pendahulunya Abu Bakr al-Baghdadi pada Oktober 2019.
Dianggap bersembunyi di Suriah, AS akan memberikan hadiah 7,3 juta poundsterling (Rp 137,8 miliar) untuk kepala teroris Irak berusia 44 tahun itu memiliki hadiah.
Haniyeh berusia 58 tahun adalah pemimpin politik senior organisasi politik Islam Palestina dan kelompok militan Hamas.
Hamas telah mengobarkan perang di Israel sejak 1987 menggunakan bom bunuh diri dan serangan roket.