GAZA, KOMPAS.com - Israel kembali menyerang sebuah sekolah di Jalur Gaza yang mereka klaim digunakan sebagai markas Hamas.
Militer Israel mengaku pasukannya pada Jumat (7/6/2024) menyerang sebuah sekolah yang dikelola PBB di seputaran Kota Gaza.
Militer mengatakan, serangan tersebut menargetkan pasukan Hamas yang beroperasi dari sebuah kontainer di lokasi sekolah yang dioperasikan oleh Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, di kamp pengungsi Al-Shati, Gaza utara.
Baca juga: Ada Senjata AS di Balik Serangan Israel ke Sekolah di Gaza yang Tewaskan 14 Anak
Itu menjadi fasilitas pendidikan kedua yang diserang Israel dalam waktu dua hari.
Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas melaporkan sebuah pesawat Israel telah menargetkan sekolah tersebut. Serangan disebut menewaskan tiga orang dan melukai tujuh orang lainnya.
Sebelumnya, pada Kamis (6/6/2024), sebuah serangan Israel menghantam sekolah UNRWA lainnya, di Gaza tengah. Serangan tersebut dilaporkan sampai menewaskan 37 orang.
UNRWA telah menjadi kunci operasi bantuan di Jalur Gaza yang terkepung selama perang delapan bulan antara Israel dan Hamas. Fasilitas-fasilitas milik mereka telah berubah menjadi tempat penampungan bagi warga sipil yang mengungsi.
Sebagaimana dilansir AFP, Militer Israel telah berulang kali menuduh Hamas dan militan Gaza lainnya bersembunyi di sekolah-sekolah dan rumah sakit, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mendesak dilakukannya investigasi internasional “atas kejahatan ini” dan menuntut pertanggungjawaban dan hukuman bagi para pemimpin Israel.
Banyak gedung UNRWA yang memiliki cukup ruang untuk menampung banyak orang, dan warga Gaza berlindung di sana karena mengira bahwa fasilitas-fasilitas PBB relatif aman dari pengeboman.
Baca juga: AS Desak Israel Transparan atas Serangan Sekolah di Gaza
Namun, juru bicara UNRWA Juliette Touma mengatakan kepada AFP pada Jumat, bahwa lebih dari 180 fasilitas UNRWA, di antaranya banyak tempat penampungan bagi para pengungsi, telah dihantam sejak perang dimulai.
“Akibatnya, lebih dari 440 orang telah terbunuh ketika berlindung di bawah bendera PBB,” katanya.
Touma menyampaikan, UNRWA berbagi koordinat semua bangunannya di Gaza dengan semua pihak yang terlibat dalam konflik, termasuk tentara Israel.
Perang di Gaza pecah setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, yang mengakibatkan kematian 1.194 orang menurut penghitungan berdasarkan angka-angka resmi Israel.
Sementara, serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 36.731 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.