Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Israel Akan Hentikan Perang di Gaza demi Pembebasan Sandera?

Kompas.com - 03/07/2024, 09:48 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Belakangan ini beredar kabar Israel akan menghentikan perangnya melawan Hamas di Jalur Gaza demi memprioritaskan pembebasan para sandera dari tangan Hamas.

Kabar itu merujuk pada pemberitaan The New York Times yang menyebut para jenderal tertinggi di Israel melihat gencatan senjata sebagai cara terbaik untuk mengamankan pembebasan para sandera yang masih tersisa, meski hal tersebut berarti tidak tercapainya semua tujuan perang.

The New York Times melaporkan hal itu dengan mengutip keterangan dari para pejabat keamanan Israel.

Baca juga: Macron Telepon Netanyahu, Desak Cegah Perang Israel-Hezbollah di Lebanon

Namun, Perdana Menteri (PM) dan Kepala Staf Angkatan Darat Israel kemudian menepis laporan yang menyebut para jenderal dapat mengakhiri operasi di Gaza sebelum mencapai semua tujuanya.

Keduanya pada Selasa (7/3) menegaskan perang melawan Hamas akan menjadi "kampanye panjang".

PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya tidak akan menyerah pada "angin kekalahan".

"Saya di sini untuk menjelaskan dengan tegas: Hal ini tidak akan terjadi," kata Netanyahu menepis laporan itu, dikutip dari AFP.

Sementara, Kepala Angkatan Darat Israel Herzi Halevi menyebut penghancuran infrastruktur Hamas akan memakan waktu lebih lama.

"Ini adalah kampanye panjang, dengan tekad dan ketekunan kita akan mencapai misi kita dan melemahkan pihak lawan," kata Halevi kepada para prajurit setelah melakukan tur operasi Israel di Gaza selatan. 

Halevi mengeklaim lebih dari 900 pasukan Hamas telah terbunuh dalam pertempuran di wilayah Rafah, Gaza selatan.

Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, pemerintah sayap kanan Netanyahu telah bersumpah akan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan kelompok Palestina tersebut, serta mengembalikan semua sandera.

Baca juga: Pembebasan Direktur RS Al-Shifa Gaza Tuai Polemik di Israel, Netanyahu Perintahkan Penyelidikan

Dari 251 sandera yang diculik selama serbuan Hamas, sebanyak 116 orang di antaranya dilaporkan masih berada di Jalur Gaza, termasuk 42 orang yang menurut tentara Israel telah tewas.

Netanyahu sendiri telah menghadapi tekanan domestik yang sangat besar untuk dapat memulangkan para sandera.

Sementara sekutu internasional Israel, termasuk Amerika Serikat, telah mendesak gencatan senjata di Gaza karena tingginya jumlah korban sipil.

"Perang akan berakhir setelah Israel mencapai semua tujuannya, termasuk penghancuran Hamas dan pembebasan semua sandera kami," kata Netanyahu. 

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com