Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balon Sampah Korut Ganggu 115 Penerbangan di Korsel, 10.000 Penumpang Terdampak

Kompas.com - 03/07/2024, 13:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Anggota parlemen Korea Selatan Jeong Jun-ho pada Rabu (3/7/2024) mengatakan, balon-balon berisi sampah yang diterbangkan oleh Korea Utara ke Korsel menggaggu 115 penerbangan, berdampak ke 10.000 penumpang.

Korut sejak akhir Mei 2024 menerbangkan lebih dari 1.000 balon berisi sampah ke Korsel sebagai balasan tindakan serupa oleh para aktivis Korea Selatan, yang biasanya menerbangkan balon berisi propaganda anti-Kim Jong Un.

Balon-balon Korut itu sempat membuat penerbangan masuk-keluar bandara Incheon di Korea Selatan terhenti tiga jam pada 26 Juni 2024.

Baca juga: Semalam, 350 Balon Sampah Korea Utara Dikirim ke Selatan

Bulan lalu, melayangnya beberapa balon juga mengharuskan penerbangan lain menunda lepas landas atau pendaratan, bahkan mengalihkan penerbangan.

Adapun data 115 penerbangan komersial yang terdampak didapat Jeong Jun-ho dari Kementerian Transportasi.

Penerbangan itu termasuk jarak jauh dari Amerika Serikat (AS) yang terpaksa melakukan pendaratan alternatif. Para penumpang kemudian diantar ke Incheon.

Ratusan penumpang dalam penerbangan dari San Francisco, Vancouver, dan Los Angeles dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Incheon, tetapi mendarat di Bandara Cheongju tanpa mengetahui apa yang terjadi, katanya, dikutip dari kantor berita AFP.

Gangguan ini adalah perwujudan dari "Risiko Korea", kata Jeong, merujuk pada istilah untuk menggambarkan keraguan investor atas ancaman militer dari Korea Utara.

Jeong pun mendesak pihak berwenang berbuat lebih banyak untuk mencegah aktivis menerbangkan balon ke Korea Utara.

Baca juga: Ketika Korea Utara dan Korea Selatan Adu Propaganda dengan Balon...

Namun, Korea Selatan tidak dapat menjatuhkan sanksi kepada aktivis yang menerbangkan balon melintasi perbatasan karena putusan pengadilan tahun 2023 melarangnya ditetapkan sebagai pelanggaran kebebasan berbicara.

Hubungan kedua Korea saat ini berada di titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Korea Utara sedang meningkatkan pengujian senjata seiring hubungan yang semakin dekat dengan Rusia, di tengah tuduhan bahwa negara itu memasok senjata ke Moskwa untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Baca juga: Cara Unik Korea Selatan Balas Balon Sampah Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Awalnya Melarang, Filipina Kini Pertimbangkan Legalisasi Perceraian

Awalnya Melarang, Filipina Kini Pertimbangkan Legalisasi Perceraian

Global
Kandidat Pro-Palestina Raih Banyak Kemenangan dalam Pemilu Inggris

Kandidat Pro-Palestina Raih Banyak Kemenangan dalam Pemilu Inggris

Global
Pewaris Disney Ancam Hentikan Donor Utama ke Demokrat Jika Biden Maju

Pewaris Disney Ancam Hentikan Donor Utama ke Demokrat Jika Biden Maju

Global
Partai Sayap Kanan Perancis Menang, Pesepakbola Mbappe Ambil Sikap

Partai Sayap Kanan Perancis Menang, Pesepakbola Mbappe Ambil Sikap

Global
Jabat Tangan Raja Charles III, Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer Resmi Jadi Perdana Menteri Inggris

Jabat Tangan Raja Charles III, Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer Resmi Jadi Perdana Menteri Inggris

Global
Keir Starmer Jadi PM Baru Inggris, Israel dan Ukraina Ingin Perdalam Persahabatan

Keir Starmer Jadi PM Baru Inggris, Israel dan Ukraina Ingin Perdalam Persahabatan

Global
Indahnya Solidaritas di Gaza, Gereja Rawat Korban Perang Tak Terkecuali Muslim

Indahnya Solidaritas di Gaza, Gereja Rawat Korban Perang Tak Terkecuali Muslim

Global
Mengapa Kelompok Yahudi Ultra-Ortodoks Haredim Menentang Perintah Wajib Militer di Israel?

Mengapa Kelompok Yahudi Ultra-Ortodoks Haredim Menentang Perintah Wajib Militer di Israel?

Global
Setelah 14 Tahun Jadi Oposisi, Partai Buruh Menang Pemilu Inggris 2024, Kok Bisa?

Setelah 14 Tahun Jadi Oposisi, Partai Buruh Menang Pemilu Inggris 2024, Kok Bisa?

Global
Nasib Malang Ular Kobra Telan Botol Obat Batuk Sirup

Nasib Malang Ular Kobra Telan Botol Obat Batuk Sirup

Global
Profil Keir Starmer, PM Baru Inggris Usai Partai Buruh Menang Pemilu 2024

Profil Keir Starmer, PM Baru Inggris Usai Partai Buruh Menang Pemilu 2024

Global
Hamas Menghadapi Meningkatnya Ketidakpuasan Warga Gaza

Hamas Menghadapi Meningkatnya Ketidakpuasan Warga Gaza

Internasional
Rangkuman Hari Ke-862 Serangan Rusia ke Ukraina: Pasukan Ukraina Mundur |Serangan di Fasilitas Gas

Rangkuman Hari Ke-862 Serangan Rusia ke Ukraina: Pasukan Ukraina Mundur |Serangan di Fasilitas Gas

Global
AS Pimpin Upaya Diplomatik Redakan Ketegangan Israel-Hezbollah

AS Pimpin Upaya Diplomatik Redakan Ketegangan Israel-Hezbollah

Global
Partai Buruh Menang Pemilu, Keir Starmer Jadi PM Inggris Gantikan Rishi Sunak

Partai Buruh Menang Pemilu, Keir Starmer Jadi PM Inggris Gantikan Rishi Sunak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com