Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Benar Perempuan Lebih Mudah Kedinginan Dibandingkan Laki-laki?

Kompas.com - 22/06/2024, 18:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Ada stereotip yang mengatakan bahwa perempuan lebih mudah kedinginan dibandingkan laki-laki. Tapi, apakah hal ini benar secara ilmiah?

Selain dari pengamatan, sangat sedikit penelitian terkontrol yang menyelidiki bagaimana tubuh pria dan wanita tahan terhadap suhu dingin.

Penelitian tentang perbedaan respons suhu

Banyak penelitian di masa lalu yang tampaknya mendukung gagasan bahwa perempuan sering kali merasa lebih dingin dibandingkan laki-laki.

Hal ini mencakup studi berbasis survei yang menyelidiki suhu termostat di lingkungan kantor.

Sebenarnya, bukti ilmiah terkait hal ini masih beragam, sebagian karena hanya sedikit studi yang menganalisis pertanyaan ini dengan cara yang terkendali dan hati-hati.

Baca juga: Apakah Tubuh Manusia Dapat Belajar Menahan Suhu Dingin

Meskipun demikian, data yang dikumpulkan hingga saat ini menunjukkan bahwa persepsi dan kemampuan seseorang untuk mengatur suhu tubuh tidak bergantung pada jenis kelamin, melainkan pada ciri-ciri fisiknya, khususnya lemak tubuh dan luas permukaan tubuh.

Sebuah studi baru mengejutkan para peneliti di Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) karena tidak menemukan perbedaan bagi jenis kelamin dalam persepsi suhu dingin, dan sangat sedikit perbedaan jenis kelamin dalam respons fisiologis terhadap suhu.

Selama uji coba, 28 laki-laki dan perempuan menghabiskan lima jam di ruangan dengan pengatur suhu, mengenakan kemeja, celana pendek atau rok, dan kaus kaki yang disediakan. Setiap hari, peserta dipantau secara fisik dan disurvei mengenai kenyamanan mereka karena suhu berkisar antara 17 ºC hingga 31 ºC.

Bertentangan dengan yang diduga oleh para peneliti, perempuan dalam penelitian tersebut memiliki suhu inti tubuh yang sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Selain itu, tidak ada perbedaan bagi jenis kelamin dalam pengambilan glukosa,
aktivitas listrik otot, suhu kulit, atau termogenesis akibat dingin.

Baca juga: Halau Suhu Dingin, Neanderthal Pakai Kulit Hyena untuk Baju

Tampaknya, meskipun peserta perempuan secara ukuran fisik lebih kecil dibandingkan laki-laki, mereka menghasilkan lebih sedikit panas tubuh secara keseluruhan, sehingga lemak tubuh mereka yang relatif lebih tinggi membantu menyeimbangkan suhu.

Berdasarkan hasil penelitian, para peneliti di NIH mengatakan, zona nyaman tubuh perempuan untuk suhu berada pada angka 22 °C – satu derajat lebih rendah dibandingkan rata-rata suhu tubuh peserta laki-laki.

Hal ini menunjukkan bahwa ketika suhu turun, tubuh perempuan tidak perlu mengeluarkan energi untuk kehangatan seperti yang dilakukan tubuh laki-laki, sehingga perempuan memiliki profil termal yang lebih “arktik”.

Namu, perbedaan jenis kelamin tersebut, meskipun signifikan, hanya memberikan sedikit manfaat. Saat suhu turun hingga 17 ºC, para peneliti tidak menemukan perbedaan bagi jenis kelamin.

Sebelumnya, para ilmuwan berpendapat bahwa perempuan menjadi lebih dingin pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki karena perbedaan fisiologis jenis kelamin, seperti produksi panas yang lebih rendah, kehilangan panas yang lebih besar, atau kebutuhan panas yang lebih besar. Namun, tidak satupun dari hipotesis ini yang sesuai dengan hasil studi terbaru.

Hingga saat ini, hanya ada sedikit penelitian yang secara ketat menguji perbedaan termoregulasi berdasarkan jenis kelamin. Faktanya, secara historis seluruh bidang fisiologi manusia sebagian besar berfokus pada tubuh laki-laki, dan menggunakannya sebagai standar bagi seluruh umat manusia.

Pendekatan yang terbatas, atau bahkan biner, menghilangkan sebagian besar gambarannya. Perubahan hormonal dan pengobatan, misalnya, juga dapat memengaruhi cara seseorang merespons dan merasakan perubahan suhu, dan faktor-faktor ini, pada gilirannya, dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin atau gender seseorang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com