Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Seni Bangunan

Kompas.com - 21/04/2020, 18:30 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

Sumber Kemdikbud

Tradisi tersebut dilanjutkan pada masa kebudayaan Indonesia masa Hindu-Budha yang diwujudkan dalam bentuk bangunan-bangunan yang disebut candi.

Contoh Candi Dieng di Wonosobo, Candi Gedongsongo di Semarang, Candi Borobudur di Magelang, kompleks Candi Prambanan di Klaten, Candi Ceto dan Candi Sukuh di Karanganyar, kompleks Candi Gunung Penanggungan di Jawa Timur.

Contoh makam Islam berupa bangunan berbentuk gunungan dengan unsur meru adalah makam Sultan Iskandar Tsani di Aceh.

Setelah kebudayan Hindu- Budha mengalami keruntuhan dan tidak lagi ada pendirian bangunan percandian. Meski unsur seni bangunan keagamaan masih diteruskan pada masa tumbuh dan berkembangnya Islam di Indonesia melalui proses akulturasi.

Baca juga: Peran Walisongo dalam Penyebaran Islam di Tanah Jawa

Makam-makam yang berlokasi di atas bukit, paling atas dan dianggap paling dihormati, contoh Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) di Gunung Sembung dan makam Sultan Agung Hanyokrokusumo di bagian teratas kompleks pemakaman Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.

Makam walisongo dan sultan-sultan pada umumnya ditempatkan dalam bangunan yang disebut cungkup yang masih bergaya kuno dan juga dalam bangunan yang sudah diperbarui.

Cungkup-cungkup yang termasuk kuno antara lain cungkup makam Sunan Giri, Sunan Derajat, dan Sunan Gunung Jati.

Ada juga cungkup yang sudah diperbaiki tetapi masih menunjukkan kekunoannya seperti cungkup makam sultan-sultan Demak, Banten dan Ratu Kalinyamat Jepara.

Baca juga: Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

Tradisi pemakaman

Selain bangunan makam, ada tradisi pemakaman yang sebenarnya bukan berasal dari ajaran Islam. Beberapa tradisi pemakaman bukan ajaran Islam yang menunjukkan akulturasi adalah:

  • Jenazah dimasukkan ke dalam peti. Pada zaman kuno ada peti batu, kubur batu dan lainnya.
  • Taburan bunga di atas makam.
  • Selamatan pada hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, satu tahun, dua tahun, dan 1000 hari setelah kematian.
  • Saji-sajian dan selamatan adalah pengaruh unsur kebudayaan pra-Islam, tetapi doa secara Islam.
  • Memperkuat kuburan dengan bangunan dan batu setelah 1000 hari kematian yang disebut kijing atau jirat dan mengganti nisan dengan nisan batu.
  • Mendirikan semcam rumah yang disebut cungkup di atas jirat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com