Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Sejarah Diibaratkan seperti Pohon?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sejarah adalah asal-usul atau keturunan silsilah dan kejadian yang benar-benar pernah terjadi di masa lalu.

Sementara menurut etimologi, kata sejarah berasal dari kata syajaratun, yang berarti pohon kayu dalam bahasa Arab, dan dalam bahasa Indonesia disebut sejarah.

Lantas, kenapa sejarah diibaratkan seperti pohon? Apa kaitannya?

Berkaitan dan saling memengaruhi di masa depan

Sejarah diibaratkan seperti pohon, karena pohon terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan saling berkaitan, mulai dari akar, batang, daun, sampai ke buahnya.

Semua bagian ini kemudian menjadi satu-kesatuan yang saling berhubungan.

Sama halnya dengan sejarah, pada setiap peristiwa sejarah yang terjadi itu juga saling berkaitan dan bisa mempengaruhi di masa yang akan datang.

Penggunaan perumpaan pohon ini menunjukkan bahwa sejarah memiliki permulaan bak akar, lalu bertumbuh dan berkembang dari tingkat yang masih sederhana ke tingkat yang lebih rumit.

Itulah alasan kenapa skema silsilah keluarga digambarkan seperti akar pohon.

Di dalam skema tersebut ada asal-usul nama, nenek moyang, dan kerabat-kerabat lain.

Selain itu, disebut juga bahwa pohon merujuk pada satu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan mengenai sebuah peristiwa yang masih berkaitan.

Contohnya sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa proklamasi tidak terjadi begitu saja, melainkan berkaitan dengan peristiwa Perang Dunia II yang membuat Jepang menjajah Indonesia, dan akhirnya mundur dari Indonesia karena kalah perang.

Jika lebih ditarik ke belakang, proklamasi juga berhasil diwujudkan karena adanya semangat kemerdekaan yang muncul dari kebangkitan nasional di awal abad 20. 

Dari peristiwa proklamasi pula, terjadi revolusi di berbagai daerah, munculnya Orde Lama, Orde Baru, hingga reformasi yang kita rasakan saat ini.

Seluruh peristiwa sejarah saling terkait dan tidak berdiri sendiri ibarat sebuah pohon.

Peranan sejarah

Umumnya, para ahli sejarah menyepakati bahwa sejarah memiliki peranan dan kedudukannya tersendiri yang dibagi atas tiga hal, yaitu sebagai peristiwa, sebagai cerita, dan sebagai ilmu.

Sejarah sebagai peristiwa

Sejarah sebagai peristiwa adalah suatu hal yang terjadi di tengah masyarakat pada masa lampau.

Sejarah sebagai peristiwa juga bisa dikatakan sesuai dengan kenyataan, yang artinya peristiwa-peristiwa tersebut memang benar terjadi yang juga didukung oleh bukti-bukti yang ada, seperti saksi mata atau sumber sejarah lainnya.

Sejarah sebagai cerita

Sejarah itu pada hakikatnya merupakan hasil rekonstruksi sejarawan terhadap sebuah peristiwa berdasarkan fakta-fakta sejarah yang ada.

Dengan demikian, maka sejarah sebagai cerita juga masih dipengaruhi oleh penafsiran sejarawan dalam memaknai sebuah peristiwa tertentu.

Sejarah sebagai ilmu

Sejarah sebagai ilmu pengertiannya bisa beragam dengan kedudukan yang digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu ilmu sosial dan seni.

  • Ilmu sosial: pendidikan sejarah termasuk dalam pendidikan ilmu sosial, karena menjelaskan tentang sebuah perilaku sosial yang pernah terjadi dan menyangkut fenomena-fenomena di masa lampau dan masa sekarang.
  • Seni: dalam hal seni, sejarah juga bisa digolongkan sebagai sastra, karena merekam banyaknya kisah sejarah dan ada juga yang menjadi warisan budaya.

Referensi:

  • Tim Redaksi Majalah Tebuireng. (2017). Merajut Perdamaian di Tengah Perselisihan, Majalah Tebuireng Edisi 52. Jawa Timur: Majalah Tebuireng.
  • Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu. Jakarta: Grasindo.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/31/130000979/kenapa-sejarah-diibaratkan-seperti-pohon-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke