Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Mengapa RA Kartini Ternama?

Kompas.com - 02/07/2024, 05:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEKALI lagi, saya menulis tentang Pahlawan Nasional istimewa asal Jepara (Jawa Tengah), RA Kartini.

Kartini, pertama-tama dan terutama adalah seorang penulis, artikulator ide, bukan aktor. Hal ini dikatakan sejarahwan Australia, Joost Cote.

Banyak perempuan di Nusantara yang sudah jadi guru sekolah Belanda, jadi dokter, perawat, bidan dan lain sebagainya ketika Kartini masih anak-anak atau bahkan belum lahir.

Namun mereka tidak pernah menunjukan karya tulis di jamannya yang bisa dibaca sampai saat ini. Mereka bisa ditinggalkan sejarah.

Nama Yesus dari Nazaret bisa sampai ke hati orang Kristen saat ini karena ada yang menulis, antara lain ada surat-surat Paulus.

Sementara itu, sejarahwan Jepang, Akira Nagazumi mengatakan (1972), para pemuda modern yang pernah berhubungan dengan Kartini mendirikan Budi Utomo, lembaga nasionalis publik pertama yang menyediakan basis organisasi untuk mengejar cita-cita yang telah diusahakan Kartini.

Pejuang nasionalis

Saya menulis lagi tentang Kartini karena ada beberapa pertanyaan. Dipertanyakan, mengapa dalam buku karya sejarahwan Australia, Dr Joost Cote dituliskan, Kartini adalah pionir gerakan nasionalis Indonesia.

Dikatakan pula, Kartini adalah salah satu tokoh Asia yang terkenal dalam gerakan perempuan internasional. Ini sama dengan pernyataan Kartini adalah pejuang nasionalisme.

Ingat perkataan Napoleon Bonaparte, pena (tulisan) bisa lebih dahsyat dari meriam. Suara gelegar omongan bisa hilang tapi, tulisan yang bagus bisa menjadi alat perjuangan abadi.

Menjawab pertanyaan mengapa Kartini terkenal maka, saya meminjam kalimat dari Saparinah Sadli, Guru Besar Fakultas Universitas Indonesia (UI).

Saparinah Sadli, penulis artikel berjudul “Kartini Pribadi Mandiri”, menyebutkan tulisan Kartini istimewa karena kritis dan mengangkat isu sosial.

“Ini yang membedakan dengan pahlawan lain. Ia ternama. Karena ia (RA Kartini) meninggalkan tulisan,” kata Saparinah Sadli tahun 2019.

RA Kartini banyak meninggalkan karya tulisan yang dimuat di berbagai media massa di jamannya, di Belanda dan di Indonesia.

Ingat buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” atau “Door Duisternis tot Licht” (terjemahan harafiahnya, “Dari Kegelapan Menuju Terang”. Buku kumpulan surat Kartini diterbitkan tahun 1911 (sekitar 95 tulisan/ertikel/surat).

Saya menulis artikel ini, juga karena terpicu oleh pesan dari seorang rekan saya, seorang penulis buku sejarah Diponegoro.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com