Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perang Pandan, Tari Perang untuk Menghormati Dewa Indra

Kompas.com - 03/07/2024, 18:30 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Pandan adalah tari perang yang bertujuan untuk menghormati Dewa Indra sebagai dewa perang dan dewa kesuburan.

Oleh masyarakat Bali, Perang Pandan juga kerap disebut tradisi Mekare-Kare atau Mekare.

Tradisi Mekare-Kare berasal dari Desa Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, di ujung timur Pulau Bali.

Seperti namanya, Perang Pandan dilakukan dengan menggunakan pandan berduri sebagai senjata untuk berperang.

Lantas, kapan Perang Pandan dilakukan? Berikut ini sejarah Perang Pandan dan maknanya.

Baca juga: 6 Tumpek dalam Tradisi Masyarakat Hindu Bali

Asal-usul Perang Pandan

Mengenai sejarah Perang Pandan, belum ditemukan sumber tertulis yang menguraikan secara khusus asal-usulnya.

Salah satu sebabnya adalah kebakaran di Desa Adat Tenganan Pegringsingan pada abad ke-19, yang melahap semua dokumen penting yang memuat tentang sejarah dan tradisi desa.

Cerita yang berkembang di masyarakat menyatakan bahwa tradisi ini konon bermula dari pertarungan Raja Mayadenawa dan Dewa Indra.

Raja Mayadenawa merupakan keturunan raksasa yang memerintah Bali dan mengklaim dirinya sebagai dewa yang lebih agung dari seluruh dewa Hindu.

Ia melarang masyarakat melakukan upacara keagamaan, yang membuat marah para dewa.

Dewa Indra sebagai dewa perang, melawan dan mengalahkan Raja Mayadenawa. Konon, pertarungan mereka inilah yang dikenang melalui tradisi Perang Pandan atau Mekare-Kare.

Bagi masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Dewa Indra dianggap sebagai dewa tertinggi, karena dengan murah hati telah menganugerahkan tanah yang luas kepada mereka.

Baca juga: Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Meski Mekare-kare adalah sebuah tarian perang, tujuannya tidak mencari kemenangan atau kekalahan, atau menimbulkan luka.

Pasalnya, makna di balik budaya Perang Pandan atau Mekare-Kare adalah wujud syukur masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan atas keluhuran Dewa Indra yang telah memberikan kesejahteraan dan ketentraman pada mereka.

Selain itu, makna tradisi Mekare-Kare bagi warga desa adalah untuk mendatangkan kebaikan, kesuburan, dan kemakmuran bagi desa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com