Di tengah defisit ketersediaan air bersih dan tidak adanya penambahan air baku di Jakarta, muncul oknum-oknum yang kerap mencuri air bersih sehingga pelanggan merugi. Beberapa wilayah pencurian telah tercatat.
Presiden Direktur Palyja Jacques Manem mengatakan, akibat ketergantungan Jakarta terhadap sumber air dari luar daerah, kota ini defisit ketersediaan air bersih.
Tahun ini Palyja meningkatkan nilai investasinya mencapai Rp 318, 6 miliar. Nilai investasi tersebut akan difokuskan untuk proyek-proyek peningkatan jumlah air baku, perbaikan, serta optimasi jaringan perpipaan.
Saat ini, dari seluruh pasokan air yang didapatkan, pihak Palyja mampu menyediakan air sebesar 17 M3 atau meter kubik per detik untuk warga Jakarta. Padahal, penduduk Jakarta membutuhkan pasokan air 26,1 M3.