Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan batu-batu diletakkan di tengah jalan untuk menghalangi kendaraan melintas ke Jalur Gaza, viral di media sosial.

Video tersebut salah satunya diunggah oleh akun media sosial X (Twitter) milik jaringan berita sukarelawan Palestina, @QudsNen, Kamis (9/5/2024) malam.

Tampak dalam video berdurasi kurang dari satu menit tersebut, banyak kendaraan berhenti dan putar balik karena gagal melintasi jalanan yang penuh dengan bebatuan.

"Massa pemukim Israel, di bawah pengawasan pemerintah Israel, menyabotase jalan menuju Gaza untuk memblokir dan mencegah konvoi bantuan kemanusiaan mencapai Jalur Gaza," tulis pengunggah.

Para pemukim yang berkumpul dan memblokir jalan menuju Gaza itu menuntut blokade atau penutupan total terhadap wilayah Palestina tersebut.

Aksi dalam video pun menyebabkan ratusan truk bantuan untuk warga Palestina di Gaza berhenti di dekat Kota Eilat, Israel, dan berjejer membentuk antrean panjang.

Demonstran Israel halangi truk bantuan kemanusiaan

Selama ini, sejumlah pemukim Israel kerap mempersulit masuknya bantuan-bantuan yang melalui setiap penyeberangan menuju Gaza.

Upaya penghalangan tersebut bukan hanya terjadi di Rafah, perbatasan Mesir dan Gaza selatan yang menjadi jalur utama distribusi bantuan untuk warga Palestina.

Diberitakan Al Jazeera, Jumat (10/5/2024), demonstrasi oleh pemukim Israel baru-baru ini turut memblokir jalan di dekat jalur perlintasan Karem Abu Salem seperti dalam video.

Perlintasan Karem Abu Salem merupakan sebuah jalur penyeberangan di persimpangan perbatasan Jalur Gaza–Israel dan perbatasan Gaza–Mesir.

Titik perlintasan Karem Abu Salem sempat ditutup pada Minggu (6/5/2024) setelah serangan roket dari Hamas. Namun, jalur ini kembali dibuka pada Rabu (8/5/2024).

Sayangnya, dengan adanya serangan militer Israel saat ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan tidak ada pekerja Palestina yang dapat dengan aman mencapai negara lain untuk memproses bantuan.

Belum lagi, sejumlah demonstran memenuhi jalanan yang menjadi akses utama truk bantuan kemanusian dengan bebatuan berbagai ukuran.

"Truk ini membawa makanan ke Hamas. Hamas adalah orang-orang yang mengerikan, kami berpikir bahwa pemerintah kami telah dipaksa Amerika untuk memberi mereka makanan," kata salah satu demonstran, Reuven Frankenburg.

Sembari membawa bendera Israel, Frankenburg mengatakan bahwa pemerintah dan para pengunjuk rasa termasuk dirinya tidak menyukai gagasan memberi bantuan kepada Hamas.

"Pemerintah tidak menyukainya, kami tidak menyukainya. Kami melakukan yang terbaik untuk menghentikan mereka," tutur Frankenburg.

"Bahkan jika kami harus menahan mereka selama beberapa jam, maka Hamas tidak akan memiliki makanan. Kami senang dengan itu," sambungnya.

Israel harus pastikan bantuan tersalurkan ke Gaza

Stefanie Dekker dari Al Jazeera melaporkan, Yordania telah mengirimkan truk bantuan ke Jalur Gaza.

Namun, beberapa di antaranya diserang oleh pengunjuk rasa Israel selama beberapa minggu terakhir.

Kementerian Luar Negeri Yordania pun mengutuk serangan tersebut dan menganggap Israel bertanggung jawab penuh atas aksi unjuk rasa.

Pihaknya juga mengatakan bahwa Israel harus memastikan bantuan masuk dengan cepat dan aman ke masyarakat Gaza.

"Itu adalah kewajiban hukum mereka sebagai penguasa pendudukan," ujarnya.

Sebelumnya, pada Senin (6/5/2024), Israel mengancam akan melakukan serangan besar-besaran di Rafah untuk mengalahkan ribuan pasukan Hamas yang diklaim bersembunyi di sana.

Padahal, kota di perbatasan ini merupakan tempat perlindungan terakhir bagi lebih dari 1,4 juta warga Palestina dari wilayah lain yang hancur akibat pertempuran sebelumnya.

Pasien dan staf medis pun terpaksa keluar dari rumah sakit di Rafah ketika serangan Israel terhadap kota tersebut semakin intensif pada Jumat.

Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengungkapkan, sekitar 110.000 warga Palestina telah meninggalkan Rafah.

Jumlah tersebut terhitung sejak Israel mulai mengerahkan pasukan ke arah timur Rafah dan mengintensifkan serangan terhadap kota tersebut pada Senin.

Di sisi lain, pengambilalihan perbatasan Rafah oleh tentara Israel menutup masuknya bantuan ke Gaza selama tiga hari terakhir.

"Benar-benar melumpuhkan operasi kemanusiaan," ujar PBB.

Setidaknya, 34.904 orang meninggal dunia dan 78.514 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza, Palestina, sejak 7 Oktober lalu.

Sementara itu, jumlah korban tewas di pihak Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2024 sebanyak 1.139 orang dengan puluhan orang masih ditawan.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/05/11/063000965/demonstran-israel-blokir-jalan-dengan-batu-truk-bantuan-ke-gaza-tak-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke