Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Baru Virus Corona B1525 Ditemukan di Inggris, Berpotensi Mengkhawatirkan

Kompas.com - 16/02/2021, 20:02 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona yang diketahui mulai menjangkit manusia pada akhir 2019 terus bermutasi, dan diketahui muncul varian-varian baru.

Salah satu dari varian virus corona terbaru ditemukan di Inggris, yang dinamai varian B1525.

Dilansir dari The Guardian, Senin (15/2/2021), peneliti menemukan 32 kasus B1525 di Inggris, juga kasus serupa dengan varian serupa di negara-negara lain termasuk Denmark, AS dan Australia.

Para ahli tersebut menyatakan bahwa varian virus ini berpotensi mengkhawatirkan.

Baca juga: Menilik Varian B117, Mutasi Virus Corona yang Diyakini Lebih Mudah Menular

Varian B1525 pertama kali dilaporkan oleh para peneliti dari University of Edinburgh.

Mereka mendeteksi melalui metode sekuensing genom di 10 negara termasuk Denmark, AS dan Australia, dengan 32 kasus ditemukan di Inggris sejauh ini.

Sekuensing paling awal dilakukan pada Desember 2020, di wilayah Inggris dan Nigeria.

Baca juga: Data Terbaru Menunjukkan Vaksin Covid-19 Efektif untuk Varian Baru Afrika Selatan

Kesamaan genom

Tim peneliti menyebutkan bahwa varian baru ini memiliki kesamaan genom dengan varian Kent atau B117.

Yang menjadi kekhawatiran peneliti, varian baru ini mengandung mutasi E484K, yang dapat mengakibatkan lonjakan protein, sehingga membantu virus memasuki sel.

Adapun mutasi E484K ini muncul di Afrika Selatan dan Brasil, yang dianggap dapat membuat virus lebih mampu menghindari antibodi penetral yang diproduksi oleh tubuh.

Baca juga: Epidemiolog: Sudah Ada 40.000-an Mutasi SARS-CoV-2

Seorang profesor mikrobiologi sel di University of Reading, Dr Simon Clarke mengatakan bahwa efek banyaknya sebaran mutasi E484K masih belum jelas.

Baik mengenai mutasi kemampuan virus untuk menginfeksi, tingkat keparahan penyakit, atau resistensi pada mutasi E484K.

“Kami belum tahu bagaimana varian (baru) ini akan menyebar, namun jika berhasil dapat diduga kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya akan tumpul,” kata Simon, mengutip The Guardian, Senin (15/2/2021).

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Perlu terus diuji

Mutasi varian baru ini perlu masuk dalam upaya peningkatan pengujian untuk memilih varian yang menjadi perhatian.

"Saya pikir sampai kita tahu lebih banyak tentang varian ini, setiap varian yang membawa E484K harus menjalani uji lonjakan karena tampaknya memberikan ketahanan terhadap kekebalan, bagaimanapun itu yang dihasilkan," kata Simon.

Seorang profesor mikrobiologi klinis di University of Cambridge, Ravi Gupta setuju adanya pengujian gelombang untuk varian baru itu dijamin.

Ia mencatat bahwa selain mutasi E484K, varian baru memiliki perubahan lain yang kemungkinan membantunya melarikan diri dari antibodi kita.

Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?

Diiringi perkembangan vaksin

Mengenai varian baru virus corona, Profesor Jonathan Stoye dari Francis Crick Institute menyatakan, variasi baru ini memang memuat mutasi yang familiar.

Akan tetapi, ia lebih menyoroti tentang penyebaran Covid-19 paling berisiko pada kelompok orang yang tidak mampu secara finansial, sehingga tidak dapat mengupayakan tes.

“Begitu Anda mulai memberikan tekanan seleksi pada virus ini, Anda mulai memilih secara khusus hal-hal yang memberinya kemampuan untuk melarikan diri dari respons imun, dan saya pikir itulah yang kita lihat di sini,” kata Stoye.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa penelitian terhadap varian atau mutasi baru, juga berarti perkembangan vaksin Covid-19 saat ini diharapkan dapat menawarkan perlindungan terhadap beberapa varian baru.

“Perubahan (E484K) ini tampaknya menjadi perubahan kunci saat ini untuk memungkinkan pelarian, jadi itulah yang dimasukkan ke dalam vaksin yang diubah,” kata Stoye.

Baca juga: Kondisi Kesehatan yang Dapat Meningkatkan Risiko Terkena Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kondisi Kesehatan yang Dapat Meningkatkan Risiko Terkena Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com