Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Siapa Mansa Musa?

Kompas.com - 14/01/2022, 16:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DUA hal cukup penting diwariskan oleh Belanda kepada Indonesia. Satu hukum dan yang satu lagi pendidikan.

Sejarah

Setelah dengan berat hati melepas Hindia Belanda sebagai koloni Belanda, maka kaum kolonialis Belanda mewariskan pendidikan termasuk pendidikan sejarah dunia kepada masyarakat Indonesia.

Pendidikan sejarah dunia yang diwariskan Belanda ke Indonesia adalah versi Eropa yang masyarakatnya mayoritas Nasrani.

Banyak hal terkait peradaban Islam tidak atau kurang diajarkan dalam kurikulum sejarah dunia yang lebih berorientasi fokus pada peradaban Nasrani.

Misalnya sejarah masa keemasan peradaban Islam di Bagdad serta Istanbul kurang ditonjolkan di dalam sejarah dunia versi Belanda.

Di bangku sekolah di Semarang, saya tidak memperoleh pelajaran sejarah penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Memed II Al Fatih.

Semasa sekolah di Indonesia, saya memang pernah diajarkan tentang Nabi Musa, namun tidak pernah tentang Mansa Musa.

Baru setelah berkunjung ke Mesir, saya mulai mengenal seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam membentuk peradaban benua Afrika sebelum dijarah oleh kaum kolonialis dari benua Eropa.

Mansa Musa

Di Mesir, nama Mansa Musa sangat dikenal sebagai tokoh yang dianggap paling mahakayaraya, bukan saja di Afrika, namun di seluruh pelosok planet bumi.

Di tengah perjalanan haji ke Mekah, Mansa Musa sempat diiringi puluhan ribu pengawal, selir serta budak mampir ke Kairo. Kemudian secara harafiah menyebar emas dalam jumlah berlimpah ke masyarakat Kairo.

Akibat ulah Mansa Musa mengobral emas, maka harga emas mengalami inflasi parah yang butuh waktu lama untuk memulihkannya.

Di bawah pimpinan Mansa Musa, kemaharajaan Mali merupakan empire terluas yang menurut mahasejarawan Ibnu Battutah membutuhkan waktu empat bulan untuk menempuh perjalanan dari perbatasan utara sampai ke selatan.

Dari ibu kota Niani, Mansa Musa memperkayaraya Mali dengan emas yang berlimpah-ruah tersedia di dalam bumi wilayah kekuasaan kemaharajaan Mali.

Namun warisan Mansa Musa bukan hanya dalam bentuk gemerlap harta benda, tetapi juga kebudayaan bahkan peradaban secara menakjubkan.

Mali

Kemaharajaan Mali yang berjaya sejak abad XIII sampai dengan XVII merupakan empire terluas dan terkaya di Afrika dengan ibu kota Niani serta kota perdagangan utama Timbukti di pesisir sungai Niger.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mulai 1 Juli BPJS Kesehatan Jadi Syarat Perpanjang SIM, Ini Dokumen yang Harus Dibawa

Mulai 1 Juli BPJS Kesehatan Jadi Syarat Perpanjang SIM, Ini Dokumen yang Harus Dibawa

Tren
Pengamat: Harga BBM Berpotensi Naik Mulai Juli 2024, Ini Alasannya

Pengamat: Harga BBM Berpotensi Naik Mulai Juli 2024, Ini Alasannya

Tren
Mengapa Ayam Cemani Punya Bulu, Mata, dan Kulit Berwarna Hitam?

Mengapa Ayam Cemani Punya Bulu, Mata, dan Kulit Berwarna Hitam?

Tren
Beda Modus Serangan Ransomware di Indonesia 2017 dan 2024, Bagaimana Dampaknya?

Beda Modus Serangan Ransomware di Indonesia 2017 dan 2024, Bagaimana Dampaknya?

Tren
Aktivasi IKD Disebut Jadi Syarat Urus KTP, KK, dan Akta, Ini Kata Dirjen Dukcapil

Aktivasi IKD Disebut Jadi Syarat Urus KTP, KK, dan Akta, Ini Kata Dirjen Dukcapil

Tren
Tarif Listrik dan Harga BBM Subsidi per Juli 2024 Tidak Naik, Berikut Rinciannya

Tarif Listrik dan Harga BBM Subsidi per Juli 2024 Tidak Naik, Berikut Rinciannya

Tren
Syarat, Biaya, dan Cara Perpanjang Paspor 2024

Syarat, Biaya, dan Cara Perpanjang Paspor 2024

Tren
Simak, Ini Daftar Ponsel yang Tak Lagi Bisa Pakai WhatsApp 2024

Simak, Ini Daftar Ponsel yang Tak Lagi Bisa Pakai WhatsApp 2024

Tren
Terakhir Hari Ini, Berikut Cara Cek Status Pemadanan NIK-NPWP Pakai Nomor KTP

Terakhir Hari Ini, Berikut Cara Cek Status Pemadanan NIK-NPWP Pakai Nomor KTP

Tren
Resmi, Inilah Daftar Pinjol Legal dan Ilegal yang Berlaku Juli 2024

Resmi, Inilah Daftar Pinjol Legal dan Ilegal yang Berlaku Juli 2024

Tren
Cara Beli dan Harga Tiket Masuk Taman Mini Indonesia Indah 2024

Cara Beli dan Harga Tiket Masuk Taman Mini Indonesia Indah 2024

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 30 Juni-1 Juli 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 30 Juni-1 Juli 2024

Tren
[POPULER TREN] Shin Tae-yong Jadi Salah Satu Pelatih Timnas Terlama | Ransonware WannaCry Pernah Serang 150 Negara 7 Tahun Lalu

[POPULER TREN] Shin Tae-yong Jadi Salah Satu Pelatih Timnas Terlama | Ransonware WannaCry Pernah Serang 150 Negara 7 Tahun Lalu

Tren
Resmi, Ini Harga Elpiji dan Tarif Listrik mulai 1 Juli 2024

Resmi, Ini Harga Elpiji dan Tarif Listrik mulai 1 Juli 2024

Tren
Bisakah Wajib Pajak Memadankan NIK dan NPWP Setelah 30 Juni 2024?

Bisakah Wajib Pajak Memadankan NIK dan NPWP Setelah 30 Juni 2024?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com