Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Konflik China dan Taiwan

Kompas.com - 06/08/2022, 07:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konflik China dan Taiwan kembali memanas usai China melangsungkan latihan militer di Selat Taiwan, pada Kamis (4/8/2022).

Diberitakan Kompas.com, Jumat (5/8/2022), China menerbangkan beberapa pesawat dan menembakkan rudal langsung di dekat Taiwan.

Latihan militer ini digelar setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan, dan akan berlangsung hingga tengah hari pada Minggu (7/8/2022).

Baca juga: Sederet Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Ekonomi Indonesia

Dalam latihan militer itu, terdapat lebih dari 100 pesawat, termasuk jet tempur dan bomber.

"Kolusi dan provokasi AS-Taiwan hanya akan mendorong Taiwan ke jurang bencana, membawa malapetaka bagi rekan-rekan Taiwan," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan China.

Jauh sebelum konflik ini, hubungan China dan Taiwan beberapa kali sempat memanas.

Konflik keduanya tak lepas dari China yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari kedaulatan negaranya. Di sisi lain, Taiwan tak mengakui klaim China tersebut.

Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Apa Saja?

Lantas, bagaimana sejarah konflik China dan Taiwan?

Sejarah konflik China dan Taiwan

Seorang tentara Taiwan memandu orang-orang ke tempat perlindungan bawah tanah selama latihan serangan udara Wanan di Taipei, Taiwan, Senin, 25 Juli 2022.AP PHOTO/CHIANG YING YING Seorang tentara Taiwan memandu orang-orang ke tempat perlindungan bawah tanah selama latihan serangan udara Wanan di Taipei, Taiwan, Senin, 25 Juli 2022.

Dilansir dari Britannica, Taiwan menjadi bagian dari China sejak awal abad ke-7.

Pada 1646, Belanda sempat menguasai pulau ini, tetapi digulingkan oleh pengungsi China pada 1661.

Hingga pada 1895, Taiwan diserahkan kepada Jepang setelah China mengalami kekalahan dalam perang dengan negara ini.

Baca juga: China Klaim Telah Menerima Kemungkinan Sinyal dari Alien, seperti Apa Penjelasannya?

Dikutip dari Pusat Strategi dan Studi Internasional (CSIS), saat Dinasti Qing yang memimpin China kala itu jatuh pada 1911, China mengalami kekacauan politik.

Saat itu, dua kelompok politik-militer dengan ideologi berlawanan, saling bersaing untuk masa depan China.

Keduanya adalah Partai Nasionalis Kuomintang (KMT) dan Partai Komunis China (PKC).

Baca juga: Spesifikasi Pesawat Cureng, Digunakan untuk Menumpas PKI di Madiun

KMT membayangkan China sebagai republik konstitusional mengikuti model pemerintahan negara barat, sedangkan PKC yang dibentuk pada 1921, mengupayakan revolusi komunis.

Akan tetapi, keduanya memutuskan bekerja sama untuk melawan penjajahan Jepang selama periode 1930-an.

Hingga pada 1 Desember 1943, melihat Jepang yang mulai mengalami kekalahan pada masa Perang Dunia II, kepala negara China, AS, dan Inggris Raya menandatangani "Deklarasi Kairo".

Deklarasi tersebut mengatakan, semua wilayah yang telah direbut Jepang dari China seperti Manchuria, Taiwan, dan Kepulauan Penghu akan dikembalikan ke China.

Baca juga: Menelaah Tembok Besar China

China dan Taiwan pisah (1949)

Orang-orang Taiwan berlindung di dalam tempat perlindungan bawah tanah selama latihan serangan udara Wanan, di Taipei, Taiwan, Senin, 25 Juli 2022.AP PHOTO/CHIANG YING YING Orang-orang Taiwan berlindung di dalam tempat perlindungan bawah tanah selama latihan serangan udara Wanan, di Taipei, Taiwan, Senin, 25 Juli 2022.

Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada 1945, Taiwan pun kembali ke pelukan China.

Namun, kedua partai kembali melakukan perang sipil. AS sebagai pendukung KMT berupaya menengahi konflik kedua partai ini pada 1945. Sayangnya, keduanya tetap melancarkan aksi gencatan senjata.

Peperangan terus terjadi sampai pemimpin PKC, Mao Zedong, mengumumkan pembentukan Republik Rakyat China (RRC) di Beijing pada 1 Oktober 1949.

Pembentukan RRC sebagai bentuk kemenangan PKC ini membuat pemimpin KMT, Chiang Kai-Shek, mundur ke Taiwan.

Baca juga: Analisis Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia serta Dampaknya

KMT di bawah pimpinan Chiang Kai-Shek kemudian mendeklarasikan Taipei di Pulau Taiwan sebagai ibu kota Republik China (ROC) pada Desember 1949.

Deklarasi ini sekaligus upaya memutus kontak dengan China daratan yang dikuasai oleh PKC.

Pada 1950, Taiwan menjadi sekutu AS yang berperang melawan Komunis China di Korea.

AS pun mengerahkan armada di Selat Taiwan untuk melindungi sekutunya dari kemungkinan serangan China daratan.

Baca juga: Mengapa Konflik Antar-etnis Kerap Terjadi di Babarsari Yogyakarta?

RRC mendapat persetujuan PBB (1971)

Seorang pengunjuk rasa memegang spanduk selama protes terhadap kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi, di luar sebuah hotel di Taipei, Taiwan, Selasa, 2 Agustus 2022. Chiang Ying-ying Seorang pengunjuk rasa memegang spanduk selama protes terhadap kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi, di luar sebuah hotel di Taipei, Taiwan, Selasa, 2 Agustus 2022.

Taiwan sempat menerima pengakuan internasional sebagai ROC. Terlebih kala itu, AS tengah meluncurkan kampanye anti-komunis.

Namun, RRC yang mendapatkan cukup suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1971, membuat ROC harus bubar. Hal ini sekaligus menjadi pengakuan PBB akan RRC sebagai perwakilan China.

Dilansir dari Kompas.com (21/12/2021), AS menjalin hubungan diplomatik dengan China tetapi tetap berkomitmen untuk membantu pertahanan Taiwan.

AS juga mendukung "One China Policy" atau kebijakan "Satu China" yang mana tidak mengakui Taiwan sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Meski begitu, AS tetap menjalin hubungan perdagangan dan militer dengan Taiwan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: PBB Didirikan, Bagaimana Awal Mulanya?

Rekonsiliasi (1987-2015)

Sejak China masuk PBB, baik China maupun Taiwan berupaya melakukan rekonsiliasi.

Rekonsiliasi adalah upaya memulihkan hubungan ke keadaan sebelum terjadinya konflik, yaitu keadaan kehidupan yang damai dan harmonis.

Pada akhir 1987, penduduk Taiwan untuk kali pertama diizinkan mengunjungi China, sehingga keluarga yang selama ini terpisah bisa bersatu kembali.

Pada 1991, Taiwan mencabut aturan darurat dan secara sepihak mengakhiri keadaan perang dengan China.

Baca juga: Pasangan Bugil di Taiwan Tertangkap Google Street View, Kok Bisa?

Pembicaraan langsung pertama antara kedua belah pihak ini kemudian diadakan di Singapura dua tahun kemudian.

Namun, pada 1995, China menunda pembicaraan sebagai protes atas kunjungan Presiden Taiwan Lee Teng-Hui ke AS.

Pada 1996, China pun melakukan uji coba rudal ke Taiwan untuk menakut-nakuti pemilih dalam pemilihan presiden demokratis pertama di pulau ini.

Baca juga: Belajar Menangani Virus Corona dari Taiwan...

Nancy Pelosi ke Taiwan. Ini adalah foto Ketua DPR AS Nancy Pelosi (kiri) dan Wakil Ketua Parlemen Taiwan Tsai Chi-chang (kanan) melambai kepada wartawan saat kedatangannya di Parlemen Taipei pada 3 Agustus 2022. AFP/SAM YEH Nancy Pelosi ke Taiwan. Ini adalah foto Ketua DPR AS Nancy Pelosi (kiri) dan Wakil Ketua Parlemen Taiwan Tsai Chi-chang (kanan) melambai kepada wartawan saat kedatangannya di Parlemen Taipei pada 3 Agustus 2022.

Dalam pemilu 2000, KMT kehilangan kekuasaan di Taiwan untuk kali pertama. Akibatnya, selama lima tahun ke depan, hubungan perdagangan antara kedua pihak meningkat.

Maret 2005, China mengadopsi undang-undang yang mengilegalkan pemisahan diri oleh Taiwan, dengan risiko tindakan militer jika terjadi pelanggaran.

Pada April 2005, terjadi pertemuan pertama para pemimpin KMT dengan PKC sejak 1949.

Baca juga: AS, Taiwan, Jerman, dan Singapura Larang Penggunaan Aplikasi Zoom, Apa Alasannya?

Padal 2008, China dan Taiwan melanjutkan pembicaraan tingkat tinggi setelah Ma Ying-Jeou dari KMT, yang memiliki hubungan baik dengan Beijing, terpilih sebagai presiden Taiwan.

Pada 2010, mereka menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Sama Ekonomi, dan tahun 2014 mengadakan pembicaraan pemerintah-ke-pemerintah pertama sejak pemisahan.

Pada 2015, para pemimpin kedua pihak kembali bertemu di Singapura, berjabat tangan dan melambai dengan antusias kepada banyak pers, tetapi tidak menerbitkan pernyataan bersama.

Baca juga: TKW asal Indonesia Ini Dapat Warisan Miliaran Rupiah dari Aktor Taiwan, Bagaimana Ceritanya?

Akhir hubungan baik (2016)

Kapal fregat kelas Cheng Kung menembakkan rudal anti-udara dalam bagian latihan tahunan Han Kuang di lepas pantai timur pulau itu dekat kota Yilan, Taiwan, 26 Juli 2022. Rudal China jatuh ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang saat latihan militer pada Kamis (4/8/2022).AP/HUIZHONG WU Kapal fregat kelas Cheng Kung menembakkan rudal anti-udara dalam bagian latihan tahunan Han Kuang di lepas pantai timur pulau itu dekat kota Yilan, Taiwan, 26 Juli 2022. Rudal China jatuh ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang saat latihan militer pada Kamis (4/8/2022).

Januari 2016, kandidat oposisi Tsai Ing-Wen dari Partai Progresif Demokratik yang secara tradisional pro-kemerdekaan Taiwan atau ROC, memenangi pemilihan presiden.

Pada hari pelantikannya, tepatnya pada Mei 2016, China memperingatkan bahwa perdamaian akan mustahil terjadi jika dia membuat langkah untuk memisahkan diri secara resmi.

Pada Juni, China menangguhkan semua komunikasi dengan Taiwan setelah pemerintah baru pulau itu tidak mengakui kebijakan "Satu China".

Baca juga: Rusia Tuding Ada Laboratorium Senjata Biologis AS di Ukraina, Begini Tanggapan AS dan China

Pada Desember 2016, Presiden AS Donald Trump memutuskan kebijakan diplomatik negaranya selama beberapa dekade, dengan menghubungi Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen melalui telepon.

Pada 2017, pemerintahan Trump menyetujui penjualan senjata senilai 1,3 miliar dollar AS ke Taiwan.

Pada Maret 2018, AS mengadopsi Undang-Undang yang memperkuat hubungan dengan Taiwan. Tindakan AS ini, sekali lagi membuat marah China.

Baca juga: Ramai soal WNA China Disebut Dibuatkan KTP untuk Pemilu 2024, Ini Kata Kemendagri

Ketegangan China dan Taiwan (2021)

Helikopter militer China terbang melewati pulau Pingtan, salah satu titik terdekat China daratan dari Taiwan, di provinsi Fujian pada 4 Agustus 2022, menjelang latihan militer besar-besaran di Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. China pada tanggal 4 Agustus akan memulai latihan militer terbesarnya yang mengelilingi Taiwan, dalam unjuk kekuatan yang mengangkangi jalur pelayaran internasional yang vital setelah kunjungan ke pulau yang diperintah sendiri oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi. AFP/HECTOR RETAMAL Helikopter militer China terbang melewati pulau Pingtan, salah satu titik terdekat China daratan dari Taiwan, di provinsi Fujian pada 4 Agustus 2022, menjelang latihan militer besar-besaran di Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. China pada tanggal 4 Agustus akan memulai latihan militer terbesarnya yang mengelilingi Taiwan, dalam unjuk kekuatan yang mengangkangi jalur pelayaran internasional yang vital setelah kunjungan ke pulau yang diperintah sendiri oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

Pada 2 Januari 2019, Presiden RRC Xi Jinping memperingatkan bahwa penyatuan China dan Taiwan tidak terhindarkan, dan penggunaan kekuatan militer tetap menjadi pilihan.

Hingga pada 12 April 2021, sebanyak 25 jet militer China menembus zona pertahanan Taiwan.

Pada 5 Oktober 2021, Tsai Ing-Wen memperingatkan adanya konsekuensi besar jika Taiwan jatuh ke China.

Pada 22 Oktober 2021, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS akan membela Taiwan jika China menyerangnya.

Baca juga: Kisah Andreas, Anak Petani yang Berhasil Raih 5 Beasiswa Master di Taiwan

Kemudian 27 Oktober 2021, China berkata bahwa Taiwan tidak memiliki hak untuk bergabung dengan PBB.

Sehari kemudian, 28 Oktober 2021, Tsai Ing-Wen untuk kali pertama sejak 1979 menegaskan, sejumlah kecil tentara AS hadir di Taiwan untuk membantu pelatihan.

Pada hari yang sama, China pun menentang hubungan militer yang terjalin antara Amerika Serikat dan Taiwan.

Baca juga: Taiwan Berhasil Tekan Penyebaran Virus Corona, Bagaimana Caranya?

Kembali memanas usai kunjungan Ketua DPR AS (2022)

Kapal fregat kelas Knox milik Angkatan Laut Taiwan menembakkan sekam saat latihan AL di perbatasan stasiun angkatan laut Suao, Kabupaten Yilan, Taiwan timur laut, Jumat (13/4/2018). Pada 4 Agustus 2022 China menggelar latihan militer dan menembakkan proyektil ke Selat Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.AP/CHIANG YING-YING Kapal fregat kelas Knox milik Angkatan Laut Taiwan menembakkan sekam saat latihan AL di perbatasan stasiun angkatan laut Suao, Kabupaten Yilan, Taiwan timur laut, Jumat (13/4/2018). Pada 4 Agustus 2022 China menggelar latihan militer dan menembakkan proyektil ke Selat Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.

Hubungan China dan Taiwan kembali memanas usai kedatangan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.

Sehari setelah kunjungan Pelosi, China mengerahkan sejumlah pesawat dan menembakkan rudal langsung di dekat Taiwan dalam latihan militer pada Kamis (4/8/2022).

Dilansir dari Reuters, beberapa penembakan rudal itu dikonfirmasi oleh militer China sebagai bagian dari latihan yang direncanakan di enam zona.

Merespons kekhawatiran publik tentang kemungkinan rudal akan melewati pulau utama Taiwan, menurut China, rudal itu terbang tinggi ke atmosfer dan tidak mengancam.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, pihaknya mengerahkan jet untuk memperingatkan 22 pesawat tempur China yang melintasi garis tengah Selat Taiwan ke zona pertahanan udaranya.

Baca juga: Pasangan Bugil di Taiwan Tertangkap Google Street View, Kok Bisa?

(Sumber: Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru; Aditya Jaya Iswara | Editor: Danur Lambang Pristiandaru; Aditya Jaya Iswara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

11 Suplemen untuk Meningkatkan Kecerdasan, Apa Saja?

11 Suplemen untuk Meningkatkan Kecerdasan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 4-5 Juli 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 4-5 Juli 2024

Tren
Sisi Gelap Sikap Masa Bodoh

Sisi Gelap Sikap Masa Bodoh

Tren
[POPULER TREN] Seorang Pria Hidup Miskin 33 Tahun padahal Anak Orang Kaya | Polda Jabar Yakin Pegi Setiawan adalah Pegi Perong

[POPULER TREN] Seorang Pria Hidup Miskin 33 Tahun padahal Anak Orang Kaya | Polda Jabar Yakin Pegi Setiawan adalah Pegi Perong

Tren
5 Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari sebelum Dipecat DKPP, Dugaan Pelanggaran Kode Etik Asusila sampai Pencalonan Gibran

5 Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari sebelum Dipecat DKPP, Dugaan Pelanggaran Kode Etik Asusila sampai Pencalonan Gibran

Tren
Krisis Populasi, Pemerintah Korea Selatan Bentuk Kementerian Perencanaan Kependudukan

Krisis Populasi, Pemerintah Korea Selatan Bentuk Kementerian Perencanaan Kependudukan

Tren
Pemerintah Lokal Korsel Akan Beri Uang Rp 11,9 Juta bagi Penduduk yang Mau Berpacaran

Pemerintah Lokal Korsel Akan Beri Uang Rp 11,9 Juta bagi Penduduk yang Mau Berpacaran

Tren
Penjelasan Dokter Boyke soal Cara Melahirkan, Jongkok atau Berbaring?

Penjelasan Dokter Boyke soal Cara Melahirkan, Jongkok atau Berbaring?

Tren
Berapa Usia Setiap Planet di Tata Surya? Bumi Termasuk yang Termuda

Berapa Usia Setiap Planet di Tata Surya? Bumi Termasuk yang Termuda

Tren
7 Temuan soal Rumah Wartawan di Karo Terbakar Usai Beritakan Judi

7 Temuan soal Rumah Wartawan di Karo Terbakar Usai Beritakan Judi

Tren
Tahun Baru Islam 7 Juli 2024 Adakah Hari Libur Cuti Bersama?

Tahun Baru Islam 7 Juli 2024 Adakah Hari Libur Cuti Bersama?

Tren
Warganet Keluhkan Akun Pribadi Jadi Sering Kena 'Hack' Usai PDN Diretas, Adakah Kaitannya?

Warganet Keluhkan Akun Pribadi Jadi Sering Kena "Hack" Usai PDN Diretas, Adakah Kaitannya?

Tren
5 Kontroversi Muhadjir Effendy, yang Terbaru Mendorong Kampus Cari Uang dari Wisuda

5 Kontroversi Muhadjir Effendy, yang Terbaru Mendorong Kampus Cari Uang dari Wisuda

Tren
KPU Tetapkan Batas Usia Minimal Kepala Daerah 30 Tahun Saat Pelantikan, Kaesang Penuhi Syarat

KPU Tetapkan Batas Usia Minimal Kepala Daerah 30 Tahun Saat Pelantikan, Kaesang Penuhi Syarat

Tren
Harga Tiket Taman Safari Bogor per 1 Juli 2024, Mulai Rp 150.000

Harga Tiket Taman Safari Bogor per 1 Juli 2024, Mulai Rp 150.000

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com