Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Tembus Rp 16.400 per Dollar AS dan Marak Badai PHK, Bagaimana Kondisi Ekonomi Indonesia?

Kompas.com - 20/06/2024, 11:00 WIB
Chella Defa Anjelina,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal hingga pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sampai menembus Rp 16.400 santer terdengar beberapa waktu terakhir.  

Kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran, apakah kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja?

Dikutip dari data Google Finance, per Selasa (18/6/2024), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada di angka Rp 16.410.

Di sisi lain, badai PHK di sektor industri tekstil marak terjadi. Diberitakan Kompas.com Kamis (13/6/2024), Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) melaporkan sebanyak 13.800 pekerja pabrik tekstil terkena PHK sejak awal 2024.

“Sedikitnya ada enam perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) tutup dan empat lakukan efisiensi PHK, total pekerja ter-PHK sekitar 13.800-an pekerja," kata Kepala KPSN Ristadi. 

PHK tak hanya melanda industri tekstil. Baru-baru ini marketplace Tokopedia juga melakukan efisiensi pekerja dengan klaim restrukturisasi setelah bergabung dengan TikTok Shop (ShopTokopedia).

"Kami harus melakukan penyesuaian yang diperlukan pada struktur organisasi sebagai bagian dari strategi perusahaan agar dapat terus tumbuh," ungkap Direktur Corporate Affairs Tokopedia dan ShopTokopedia, Nuraini Razak, dilansir dari Kompas.com (14/6/2024). 

Beberapa peristiwa tersebut terjadi dalam waktu yang berdekatan dan memunculkan kekhawatirkan di benak publik. 

Lantas, bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di mata sejumlah pakar ekonomi? 

Baca juga: Rupiah Tembus Angka Rp 16.400 per Dollar AS, Ini Penyebab dan Bahaya yang Mengintai


Kondisi ekonomi Indonesia masih bertahan

Pakar ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin menyebutkan, ekonomi Indonesia saat ini masih berada di level bertahan (survive).

Ia menepis anggapan ekonomi Indonesia sedang terpuruk. Sebab, untuk menilai kualitas ekonomi suatu negara tidak cukup hanya melihat indikator pelemahan nilai tukar mata uang dan PHK massal.

“Apakah (ekonomi kita) benar-benar sakit? Secara indikator makro tidak juga. Pertumbuhan ekonomi tidak istimewa, tapi tidak buruk. Masih survive,” ungkap dia, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/6/2024).

Lebih lanjut Eddy menjelaskan, beberapa indikator untuk menakar kondisi perekonomian dalam negeri, di antaranya tingkat inflasi, suku bunga, dan cadangan devisa negara.

Berdasarkan data yang ada saat ini, menurut Eddy, tingkat inflasi di Indonesia tidak seburuk negara lain.

Begitupun dengan selisih tingkat acuan suku bunga Indonesia dengan Amerika Serikat yang tidak terlalu besar.

Halaman:

Terkini Lainnya

Ramai soal Beli BBM Rp 150.000 Hanya Diisi Rp 100.000, Ini Kronologi Versi Konsumen

Ramai soal Beli BBM Rp 150.000 Hanya Diisi Rp 100.000, Ini Kronologi Versi Konsumen

Tren
Daftar 5 Layanan Publik yang Sudah Pulih Usai PDNS Diserang Ransomware

Daftar 5 Layanan Publik yang Sudah Pulih Usai PDNS Diserang Ransomware

Tren
Jadwal Siaran Langsung dan Live Streaming Indonesia Vs Laos di Piala AFF U16 Malam Ini

Jadwal Siaran Langsung dan Live Streaming Indonesia Vs Laos di Piala AFF U16 Malam Ini

Tren
Daftar Tim yang Lolos Babak 16 Besar Euro 2024 dan Jadwal Tandingnya

Daftar Tim yang Lolos Babak 16 Besar Euro 2024 dan Jadwal Tandingnya

Tren
Kalimat Terakhir Earhart, Pilot Perempuan AS yang Hilang Misterius di Samudra Pasifik

Kalimat Terakhir Earhart, Pilot Perempuan AS yang Hilang Misterius di Samudra Pasifik

Tren
Pengamat Soroti Praktik Kecurangan di PPDB Jalur Zonasi, antara Mentalitas Rakyat dan Sanksi yang Tak Tegas

Pengamat Soroti Praktik Kecurangan di PPDB Jalur Zonasi, antara Mentalitas Rakyat dan Sanksi yang Tak Tegas

Tren
6 Pulau di Dunia yang 'Dikuasai' oleh Hewan, Satu Ada di Indonesia

6 Pulau di Dunia yang "Dikuasai" oleh Hewan, Satu Ada di Indonesia

Tren
Citra Satelit Ungkap Korea Utara Sedang Bangun Resor Mewah, Berdiri di Atas Pantai Pasir Putih

Citra Satelit Ungkap Korea Utara Sedang Bangun Resor Mewah, Berdiri di Atas Pantai Pasir Putih

Tren
Pembelian Tiket Presale Bruno Mars Dibuka Hari Ini, Berikut Harga dan Cara Belinya di Livin' by Mandiri

Pembelian Tiket Presale Bruno Mars Dibuka Hari Ini, Berikut Harga dan Cara Belinya di Livin' by Mandiri

Tren
Berapa Biaya Kuliah Pramugari? Berikut Kisarannya

Berapa Biaya Kuliah Pramugari? Berikut Kisarannya

Tren
Daftar Orang Terkaya di Indonesia Akhir Juni 2024 Versi Forbes dan Bloomberg

Daftar Orang Terkaya di Indonesia Akhir Juni 2024 Versi Forbes dan Bloomberg

Tren
Pemkot Yogya Disebut Hanya Pindahkan Sampah Antar Depo, Ini Kata DLH

Pemkot Yogya Disebut Hanya Pindahkan Sampah Antar Depo, Ini Kata DLH

Tren
Prakiraan BMKG: Inilah Wilayah yang Masih Rawan Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 27-28 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Inilah Wilayah yang Masih Rawan Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 27-28 Juni 2024

Tren
Kerendahan Hati Franz Schubert

Kerendahan Hati Franz Schubert

Tren
[POPULER TREN] Kisah Pegawai Pajak yang 'Resign' untuk Jadi Tukang Gosok WC | Negara Asia yang Dilanda Resesi Seks

[POPULER TREN] Kisah Pegawai Pajak yang "Resign" untuk Jadi Tukang Gosok WC | Negara Asia yang Dilanda Resesi Seks

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com