Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebimbangan Golkar pada Pilkada Jakarta, Usung Ridwan Kamil tapi Bisa Menyulut Kecemburuan Elite Partai

Kompas.com - 02/07/2024, 08:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam mengungkap kegamangan Partai Golongan Karya (Golkar) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.

Menurutnya, Partai Golkar yang menjadi rumah politik bagi Ridwan Kamil (RK) akan menghadapi sejumlah konsekuensi jika mencalonkannya ke Pilkada DKI.

Pertama, konsolidasi kekuatan politik Golkar di Jabar yang sukses menambah suara dan jumlah kursi besar pada tingkat lokal maupun nasional, akan menjadi tercerai berai.

Tidak hanya itu, status RK sebagai "mualaf" politik atau sosok yang baru saja masuk ke Golkar, berpotensi melahirkan kecemburuan dari beberapa elite internal partai.

"Bahkan, meletakkan RK di panggung Jakarta berpeluang menjadi ancaman bagi elite partai untuk masuk dalam kontestasi kepemimpinan nasional di Pemilu (Pemilihan Umum) 2029 mendatang," ujar Umam kepada Kompas.com, Senin (1/7/2024).

Baca juga: Tawarkan Kursi Cawagub Jakarta untuk PKS, Koalisi Prabowo Disebut Ingin Hentikan Langkah Anies


Hitung-hitungan usung RK untuk lawan Anies

Di sisi lain, Umam berujar, Golkar dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) tentu akan menimbang tokoh yang mampu melawan Anies Baswedan pada panggung Pilkada DKI Jakarta.

"Jika bukan RK, lalu siapa tokoh yang layak dan sepadan untuk bisa diusung melawan Anies Baswedan, yang terbukti memiliki akar politik dan modal elektoral memadai di Jakarta?" kata dia.

Oleh karena itu, Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina Jakarta Selatan ini menilai, Partai Golkar harus berhitung cermat dan taktis melalui beberapa skema.

Jika Ridwan Kamil diusung dalam Pilkada DKI Jakarta 2024, perlu adanya kontrak politik yang jelas agar elite tak terancam dengan manuver politiknya di masa mendatang.

Baca juga: Profil Mohamad Sohibul Iman, Calon Pendamping Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024

Golkar juga dinilai harus segera membuat kesepakatan politik dengan partai-partai KIM untuk melakukan trade off kekuatan politik lokal Jakarta dan Jabar.

Trade off sendiri merupakan istilah di mana seseorang harus membuat keputusan terhadap dua hal atau lebih dengan mengorbankan salah satunya.

Umam menjelaskan, jika Golkar merelakan RK maju ke Pilkada DKI Jakarta, partai-partai yang tergabung dalam KIM harus ikut meyakinkan efektivitas mesin politik pemenangan di Jakarta.

Sebaliknya, keluarnya RK dari Pilkada Jabar akan membuka peluang bagi tokoh dari partai KIM lain untuk masuk menjadi kontestan.

Misalnya, Dedi Mulyadi dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Dede Yusuf dari Partai Demokrat, hingga Bima Arya Sugiarto dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Baca juga: Kata Perindo, PDI-P, PKB, Nasdem soal Ajakan PKS Dukung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta 2024

Skema trade off untuk atasi kegamangan Golkar

Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, ketika ditemui di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Jumat (31/5/2024).KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, ketika ditemui di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Jumat (31/5/2024).

Halaman:

Terkini Lainnya

Fotokopi Kartu Keluarga Kerap Jadi Bungkus Gorengan, Dirjen Dukcapil Buka Suara

Fotokopi Kartu Keluarga Kerap Jadi Bungkus Gorengan, Dirjen Dukcapil Buka Suara

Tren
Harga Tiket dan Line Up Pestapora 2024, Ada SBY

Harga Tiket dan Line Up Pestapora 2024, Ada SBY

Tren
Ingin Pesan Tiket KA untuk Rombongan dalam Satu Gerbong? Ini Cara, Syarat, dan Ketentuannya

Ingin Pesan Tiket KA untuk Rombongan dalam Satu Gerbong? Ini Cara, Syarat, dan Ketentuannya

Tren
Gletser di Alaska Mencair Semakin Cepat, Terparah sejak Abad Ke-20

Gletser di Alaska Mencair Semakin Cepat, Terparah sejak Abad Ke-20

Tren
Ramai soal Data Kemenkominfo Diduga Bocor dan Dijual Rp 1,9 Miliar, Benarkah?

Ramai soal Data Kemenkominfo Diduga Bocor dan Dijual Rp 1,9 Miliar, Benarkah?

Tren
5 Bahan Herbal yang Tidak Direkomendasikan untuk Diabetes, Gula Darah Bisa Drop

5 Bahan Herbal yang Tidak Direkomendasikan untuk Diabetes, Gula Darah Bisa Drop

Tren
Pengertian Zaman Batu dan Pembagian Periodenya

Pengertian Zaman Batu dan Pembagian Periodenya

Tren
Waspada, Ini Wilayah Berpotensi Banjir Rob hingga 13 Juli 2024

Waspada, Ini Wilayah Berpotensi Banjir Rob hingga 13 Juli 2024

Tren
Harga Biodiesel Naik 3,7 Persen Per Juli 2024, Jadi Rp 12.161 per Liter

Harga Biodiesel Naik 3,7 Persen Per Juli 2024, Jadi Rp 12.161 per Liter

Tren
10 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 3-10 Juli 2024, Berikut Daftarnya

10 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 3-10 Juli 2024, Berikut Daftarnya

Tren
11 Suplemen untuk Meningkatkan Kecerdasan, Apa Saja?

11 Suplemen untuk Meningkatkan Kecerdasan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 4-5 Juli 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 4-5 Juli 2024

Tren
Sisi Gelap Sikap Masa Bodoh

Sisi Gelap Sikap Masa Bodoh

Tren
[POPULER TREN] Seorang Pria Hidup Miskin 33 Tahun padahal Anak Orang Kaya | Polda Jabar Yakin Pegi Setiawan adalah Pegi Perong

[POPULER TREN] Seorang Pria Hidup Miskin 33 Tahun padahal Anak Orang Kaya | Polda Jabar Yakin Pegi Setiawan adalah Pegi Perong

Tren
5 Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari Sebelum Dipecat DKPP, Dugaan Pelanggaran Kode Etik Asusila sampai Pencalonan Gibran

5 Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari Sebelum Dipecat DKPP, Dugaan Pelanggaran Kode Etik Asusila sampai Pencalonan Gibran

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com