Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Ahli IT soal Hacker PDN Bakal Beri Kunci Data yang Diretas Gratis

Kompas.com - 02/07/2024, 18:45 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengalami peretasan sejak akhir Juni 2024.

Brain Cipher merupakan peretas yang diduga bertanggung jawab atas serangan ransomware terhadap pusat data tersebut. Akibatnya, sekitar 210 layanan pemerintah pusat dan daerah terdampak.

Awalnya, peretas meminta tebusan sebesar 8 juta dollar AS atau sekitar Rp 131 miliar ke pemerintah Indonesia untuk membuka kunci data yang telah dienkripsi tersebut. Namun, pemerintah melalui Menkominfo Budi Arie menolak membayar tebusan. 

Belakangan, Brain Cipher mengumumkan akan merilis kunci dekripsi untuk membuka data-data yang diretas secara gratis pada Rabu (3/7/2024).

Baca juga: Pemerintah Gagal Lawan Peretas PDN, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?

Isi pernyataan Brain Cipher

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (2/7/2024), Brain Cipher menuliskan hal tersebut melalui situs blognya dengan judul More important than money, only honor. Berikut pernyataannya.

"We want to make a public statement.

This Wednesday, we'll give you the keys for free. We hope that our attack made it clear to you how important it is to finance the industry and recruit qualified specialists.

Our attack did not carry a political context, only a pentest with post payment.

Citizens of Indonesia, we apologize for the fact that it affected everyone.

We also ask for public gratitude and confirmation that we have consciously and independently made such a decision.

If the government representation, considers it wrong to thank the hacker. You can do it privately at the post office.

p.s.

We leave a monero wallet for donations, we hope that by Wednesday we will get something. (And we repeat again: we will give the keys absolutely free of charge and on our own initiative.)

42m1SiK7EWq4TSKXu6FkDicPQwsnk3uNBhMwN71SrZuuJtk6TPpAACKSLeAofaYuKvhoq2RcCNVeHWPtziQXYiRs79gLfFH

p.s.s.

On Wednesday, we will prove that we keep our word".

Sebagai catatan, enkripsi adalah proses mengubah data menjadi kode rahasia,sehingga data tidak dapat dibaca sembarang pihak. Untuk membuka data yang dienkripsi, membutuhkan kode dekripsi.

Lalu, apa kemungkinan alasan peretas membagikan kode dekripsi PDN secara gratis dan amankah bila digunakan?

Baca juga: PDN Dibobol Hacker, Bagaimana Nasib Data Pribadi Warga? Ini yang Perlu Diketahui

Dugaan alasan peretas rilis kode dekripsi PDN

Pakar keamanan siber dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Ridho Rahman Hariadi menduga ada dua alasan peretas merilis kode dekripsi peretasan PDN secara gratis, yakni keputusan bisnis dan ancaman yang gagal. 

Menurutnya, beberapa peretas dengan ransomware beroperasi seperti bisnis. Mereka mungkin merilis kunci dekripsi untuk meningkatkan reputasi.

Tindakan tersebut juga dinilai menunjukkan peretas 'beretika' dan akan memberikan kunci dekripsi jika korban peretasan membayar biaya tebusan. 

"Sehingga korban di masa depan lebih mungkin membayar tebusan dengan keyakinan bahwa mereka akan mendapatkan kunci dekripsi," kata Ridho saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/7/2024).

Sementara yang kedua, peretas merilis kunci data karena ancaman yang dilakukan sebelumnya gagal mendapat tebusan. Sebab, sejak awal pemerintah Indonesia langsung menolak tegas melakukan pembayaran biaya tersebut.

Karena gagal mendapat biaya tebusan, peretas memilih merilis kunci dekripsi data tersebut secara gratis. Hal itu karena peretas yakin telah mendapatkan donasi dari pihak-pihak lain ke alamat wallet yang diberikan.

Baca juga: Daftar 5 Layanan Publik yang Sudah Pulih Usai PDNS Diserang Ransomware

Halaman:

Terkini Lainnya

Dalam 1 Bulan, KA Joglosemarkerto 3 Kali Terlibat Kecelakaan, 2 Korban Meninggal

Dalam 1 Bulan, KA Joglosemarkerto 3 Kali Terlibat Kecelakaan, 2 Korban Meninggal

Tren
Profil Harashta Haifa Zahra, Juara Miss Supranational 2024

Profil Harashta Haifa Zahra, Juara Miss Supranational 2024

Tren
Kisah Pratiwi Sudarmono, Astronot Indonesia yang Hampir ke Luar Angkasa Bersama NASA

Kisah Pratiwi Sudarmono, Astronot Indonesia yang Hampir ke Luar Angkasa Bersama NASA

Tren
Apakah Perusahaan Wajib Mencantumkan Besaran Gaji dalam Lowongan Kerja?

Apakah Perusahaan Wajib Mencantumkan Besaran Gaji dalam Lowongan Kerja?

Tren
Besar Gaya Gravitasi Setiap Planet di Tata Surya, Jupiter Paling Kuat

Besar Gaya Gravitasi Setiap Planet di Tata Surya, Jupiter Paling Kuat

Tren
Hujan Deras Jadi Penyebab Tebing Tol Bintaro Longsor, Warga: Sudah Terjadi Tiga Kali

Hujan Deras Jadi Penyebab Tebing Tol Bintaro Longsor, Warga: Sudah Terjadi Tiga Kali

Tren
Sambut Konser Taylor Swift, Kota di Jerman Ganti Nama Jadi Swiftkirchen

Sambut Konser Taylor Swift, Kota di Jerman Ganti Nama Jadi Swiftkirchen

Tren
Jadwal Semifinal Euro 2024, Ada Duel Panas Spanyol Vs Perancis

Jadwal Semifinal Euro 2024, Ada Duel Panas Spanyol Vs Perancis

Tren
5 Hal yang Perlu Diketahui soal Kirab Pusaka 1 Suro 2024 Keraton Solo

5 Hal yang Perlu Diketahui soal Kirab Pusaka 1 Suro 2024 Keraton Solo

Tren
Telat Bayar BPJS Kesehatan Bertahun-tahun, Apakah Peserta Dikenakan Denda?

Telat Bayar BPJS Kesehatan Bertahun-tahun, Apakah Peserta Dikenakan Denda?

Tren
Beda NU, Muhammadiyah, Pemerintah soal Penentuan 1 Muharam 1446 H

Beda NU, Muhammadiyah, Pemerintah soal Penentuan 1 Muharam 1446 H

Tren
Kisah Beruang Coklat Albino yang Paling Sial, Berkali-kali Dipindah ke Kutub Utara karena Dikira Beruang Es

Kisah Beruang Coklat Albino yang Paling Sial, Berkali-kali Dipindah ke Kutub Utara karena Dikira Beruang Es

Tren
Cara Lapor Nomor HP yang Terindikasi Penipuan, Bisa secara Online

Cara Lapor Nomor HP yang Terindikasi Penipuan, Bisa secara Online

Tren
Tarif Tol Surabaya-Mojokerto Naik Mulai 9 Juli 2024, Berikut Rinciannya

Tarif Tol Surabaya-Mojokerto Naik Mulai 9 Juli 2024, Berikut Rinciannya

Tren
5 Alasan Teh Lemon Kurang Baik untuk Kesehatan Menurut Ahli Gizi

5 Alasan Teh Lemon Kurang Baik untuk Kesehatan Menurut Ahli Gizi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com