KOMPAS.com - Warganet di media sosial X (Twitter) mengeluhkan jika akun pribadi mereka beberapa kali nyaris jadi korban pembobolan, sejak tersiar kabar peretasan ransomware ke Pusat Data Nasional (PDN) Sementara, Kamis (20/6/2024) lalu.
Salah satu keluhan datang dari unggahan akun @geraldxliu yang menyebutkan beberapa akun pribadinya mulai kena retas pada Kamis (27/6/2024).
“Sejak berita data nasional kebobolan kemarin, banyak akun gua yang berusaha dibobol mulai dari Youtube, email, sampe Netflix. di IG juga banyak org yang lapor akun ke-hack. Data se-Indo udah bocor, jangan lupa langsung ganti password sama aktifin 2-Factor Authentication ya,” tulis pengunggah.
Sejak berita data nasional kebobolan kemarin, banyak akun gua yang berusaha dibobol mulai dari youtube, email, sampe netflix. di IG juga banyak org yang lapor akun ke-hack.
Data se-Indo udah bocor, jangan lupa langsung ganti password sama aktifin 2-Factor Authentication ya.
— Gerald Liu (@geraldxliu) June 27, 2024
Hingga Rabu (3/7/2024), postingan tersebut telah dilihat oleh hampir 2 juta kali, disukai oleh 12 ribu orang, dan dibagikan tiga ribu akun.
Lantas, bagaimana kronologinya? Benarkah serangan ransomware terhadap PDNS berimbas pada pembobolan akun sejumlah netizen?
Baca juga: Kata Ahli IT soal Hacker PDN Bakal Beri Kunci Data yang Diretas Gratis
Pemilik akun, Gerald Liu menjelaskan, ia nyaris kena percobaan pembobolan (hack) sebanyak dua kali sejak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan serangan ransomware ke PDN.
Percobaan pertama terjadi pada tanggal 25 Juni 2024, saat ia mendapat pemberitahuan telah ada yang ingin masuk ke akun Google dan Youtube miliknya.
“Muncul notif segera ganti password anda. Ada orang tidak dikenal yang ingin masuk ke akun anda,” ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Senin (1/7/2024).
Kejadian yang sama kembali terulang pada tanggal 27 Juni 2024, ketika ia mencoba masuk ke akun Netflix miliknya namun berujung gagal, akibat akunnya telah terhapus.
Tak sampai di situ, upaya pembobolan tersebut pun masih berlanjut hingga Kompas.com menghubungi Gerald.
“Aku pakai Outlook Mail. Setiap dua jam pasti ada pemberitahuan seseorang yang ingin masuk ke akun. Lokasi negaranya beda-beda, dari Eropa, India, Spanyol,” tambah dia.
Akibat percobaan pembobolan akun beruntun tersebut, Gerald pun memperketat pengamanan akun miliknya dengan pergantian password dan menggunakan autentikasi dua faktor (2FA).
Dilansir dari laman Microsoft, 2FA adalah metode keamanan manajemen identitas dan akses yang memerlukan dua tahap identifikasi untuk bisa mengakses sumber data.
Selain itu, Gerald juga menambahkan pengamanan dengan menggunakan pengamanan fisik (physical security).
Dikutip dari Wired, pengamanan fisik biasanya berbentuk perangkat USB, tetapi ada juga yang bisa diakses dengan menggunakan teknologi NFC, fitur yang bisa mengomunikasikan dua perangkat melalui frekuensi radio.